Penyakit Sulit Tidur yang Harus Diwaspadai

Selain insomnia, ada beberapa penyakit sulit tidur yang kerap dialami dan tentu bisa berbahaya bagi kesehatan. Berikut penjelasannya.
ilustrasi insomnia. (Foto: news.harvard.edu/iStock)

TAGAR.id, Jakarta - Tak sedikit orang yang sering mengalami sulit tidur atau yang biasa dikenal insomnia dan tentunya kondisi seperti ini sangat mengganggu. Namun, ada beberapa penyakit susah tidur yang juga harus diwaspadai dan tidak boleh diabaikan. 

Penyakit sulit tidur ini memang bisa berlangsung beberapa hari bahkan dalam jangka panjang. Meski bisa diatasi sendiri di rumah, tetapi bila kondisinya sudah parah tentu harus dibantu dengan penanganan medis.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut Tagar berikan ulasan mengenai sejumlah penyakit sulit tidur yang biasa dialami banyak orang.

1. Insomnia Akut

Insomnia akut merupakan insomnia jangka pendek yang bisa terjadi selama beberapa hari atau pekan, dan menjadi paling umum terjadi. Penyakit ini biasanya terjadi karena penderitanya mengalami stres, seperti kehilangan orang terdekat atau merasakan pekerjaan baru.

Beberapa pemicu insomnia akut yang perlu diketahui, salah satunya faktor lingkungan. Misalnya cahaya dan suara bising, ada pula faktor tidur di lingkungan yang baru atau ada perasaan tidak nyaman secara fisik. Begitu juga pasien yang sedang mengonsumsi obat tertentu, menderita penyakit khusus, atau jet lag juga biasa mengalami insomnia akut.

2. Insomnia Kronis

Insomnia kronis terjadi tiga kali dalam seminggu selama satu bulan, bahkan bisa lebih lama. Penyakit sulit tidur ini terdiri dari dua jenis, pertama insomnia kronis primer yang tidak diketahui penyebab pastinya, kedua, insomnia kronis sekunder lantaran ada kondisi khusus yang menyertainya dan ini yang lebih umum terjadi.

Terdapat beberapa hal yang menjadi pemicu insomnia kronis, salah satunya kondisi medis, seperti menderita diabetes, sleep apnea, hipertiroidisme, atau Parkinson's disease. Orang mengalami depresi, cemas berlebih, atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau pasien yang sedang mengikuti terapi obat, kemoterapi, antidepresan, dan beta blockers juga bisa terserang insomnia kronis.

Pemicu lainnya yang menyebabkan insomnia kronis yaitu pasien yang mengonsumsi kopi secara berlebihan. Kondisi ini juga dapat dialami oleh orang yang memiliki gaya hidup seperti sering menempuh penerbangan jarak jauh, pergantian shift jam kerja, dan tidur siang terlalu lama.

3. Onset Insomnia

Onset insomnia merupakan salah satu penyakit susah tidur yang penderitanya mengalami kesulitan ketika ingin mulai tidur atau terlelap. Kondisi ini bisa terjadi dalam jangka pendek maupun kronis dan penyebabnya yang paling umum yaitu masalah psikologis, seperti stres, cemas berlebih, hingga depresi.

Dalam sebuah penelitian di tahun 2009, orang yang menderita onset insomnia kronis umumnya juga mempunyai masalah tidur lainnya, seperti restless legs syndrome atau limb movement disorder. Selain itu, mengonsumsi stimulan menjelang waktu tidur seperti kopi juga dapat menimbulkan onset insomnia.

4. Maintenance Insomnia

Maintenance insomnia merupakan penyakit yang penderitanya akan mengalami kesulitan untuk bisa kembali tidur dan matanya terus terjaga. Masalah tersebut menyebabkan penderitanya khawatir karena sulit untuk bisa kembali tertidur jika sudah terbangun.

Jika masalah ini terjadi dalam jangka panjang, nantinya siklus tidur bisa menjadi berantakan. Banyak faktor yang bisa memicu maintenance insomnia mulai dari sleep apnea dan GERD.

5. Behavioral Insomnia of Childhood

Behavioral insomnia of childhood merupakan penyakit sulit tidur yang kerap dialami anak-anak. Berdasarkan kasusnya, jenis penyakit ini dibedakan menjadi tiga tipe:

- BIC sleep-onset

Jenis satu ini terjadi karena siklus tidur terkait dengan kebiasaan tertentu. Misalnya, sang buah hati baru bisa tidur jika kedua orang tuanya berada di sampingnya atau menonton televisi. Pada anak yang mengalami BIC sleep-onset, mereka susah untuk terlelap walaupun sudah beberapa waktu.

- BIC limit-setting

Behavioral insomnia of childhood yang satu ini terjadi saat anak menolak keras saat diajak tidur. Mereka justru meminta aktivitas lain, seperti minum, ke kamar mandi, atau meminta orang tua membacakan dongeng lebih lama ketika diajak ke kasur.

- BIC combined type

Jenis behavioral of childhood ini merupakan perpaduan antara sleep-onset dan limit-setting. Insomnia ini bisa terjadi jika waktu tidur diasosiasikan dengan hal negatif, sehingga anak tidak kunjung tertidur.

Mengatasi sulit tidur menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Jika terus dibiarkan, insomnia bisa menyebabkan penderitanya tidak bisa beraktivitas saat siang hari.

Kondisi ini bisa berdampak terhadap masalah kesehatan, seperti meningkatkan risiko stroke, obesitas, dan penyakit jantung. Secara psikologis, insomnia berpotensi membuat tingkat depresi meningkat.

Baca Juga:

Berita terkait
Awas, Ini Makanan yang Bahaya Jika Dipanaskan Ulang
Jangan sembarangan memanaskan makanan. Praktis memang tapi awas, bahaya mengancam.
Khasiat Menakjubkan Konsumsi Air Mineral Setiap Hari
Air mineral bukannya hanya mampu menghilangkan dahaga saja, tetapi memiliki segudang manfaat yang sangat baik untuk kesehatan.
Makanan yang Harus Dihindari Penderita Stroke
Penderita stroke sangat penting untuk memperhatikan asupan dan mematuhi berbagai makanan yang harus dihindari. Berikut daftar makanannya.