Tegal - Satu korban keracunan timus ubi goreng di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Umi Nuroh masih dirawat di rumah sakit. Perempuan 55 tahun itu menceritakan proses pembuatan timus ubi goreng yang menewaskan dua orang.
Saat ditemui di Ruang Marwah II Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah, Kecamatan Adiwerna, Umi mengaku kondisinya sudah membaik tapi masih lemah. "Sebelumnya mual, pusing dan muntah," kata dia, Jumat, 27 Desember 2019.
Umi tak menyangka timus ubi goreng yang dibuatnya untuk diberikan ke pekerja yang sedang membuat kenalpot di rumahnya di Desa Purbasana RT 3 RW 1, Kecamatan Tarub, menyebabkan mereka keracunan, termasuk dirinya. "Namanya musibah tidak disangka," tuturnya.
Berapa lamanya tidak tahu persis, ya sebulanan. Bukan salah yang jual tapi sayanya yang kurang tahu.
Umi membuat makanan untuk cemilan tersebut dari ubi jalar yang diambil dari kebunnya sendiri. Awalnya, setelah direbus hingga matang, ubi ditumbuk lalu dicampur dengan adonan gula pasir dan tepung terigu untuk dibuat timus. Namun karena saat digoreng timus pecah tak membulat, Umi mencampurkannya dengan adonan tepung aci.
"Saat belum dicampur tepung terigu dan aci, saya dan suami sempat mencicipi ubinya. Rasanya biasa. Suami saya juga tidak ikut keracunan," ujarnya.
Karena itu Umi menduga penyebab keracunan adalah tepung aci yang dicampurkannya sudah melewati batas waktu pemakaian atau kedaluwarsa. Namun ia tak mengingat sudah berapa lama tepung aci itu disimpannya.
"Berapa lamanya tidak tahu persis, ya sebulanan. Bukan salah yang jual tapi sayanya yang kurang tahu," jelas dia.
Umi mengatakan, timus ubi goreng buatannya diberikan kepada pekerja pembuatan kenalpot di rumahnya, Rabu, 25 Desember 209 sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu dia turut memakan timus.
"Setelah makan, siang mau zuhur saya mulai pusing-pusing, keluar keringat dingin, mual dan muntah-muntah," ucap Umi.
Humas RSU PKU Muhammadiyah Iyus Fairus Isfandiari mengungkapkan, lima korban keracunan dibawa ke rumah sakit pada Rabu, 25 Desember sekitar pukul 14.00 WIB. Dua di antaranya meninggal pada Kamis 26 Desember 2019 dini hari.
"Saat dibawa ke rumah sakit, lima pasien kondisinya lemas dan dehidrasi," ujar Iyus.
Ditemui terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tegal AKP Gunawan Wibisono meralat jumlah korban yang diduga mengalami keracunan. "Jumlah korban 10 orang. Satu masih dirawat, dua meninggal dunia," katanya.
Menurut Gunawan, berdasarkan pemeriksaan dokter, korban yang dirawat dan meninggal dunia mengalami gejala keracunan. Namun untuk memastikan penyebabnya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel timus ubi goreng yang dimakan di laboratorium.
"Bisa ubinya bisa tepungnya. Hasil pemeriksaan dokter, nanti dicocokkan dengan hasil laboratorium untuk memastikan penyebab keracunannya," jelasnya.
Sementara itu terkait proses hukum kasus tersebut, Gunawan menyatakan tetap berjalan kendati keluarga korban yang meninggal dunia sudah ikhlas dengan kejadian tersebut dan menganggapnya sebagai musibah.
"Prosesnya tetap berjalan agar dari segi yuridis ada kepastian hukum, dari segi kesehatan bisa menjadi peringatan bagi masyarakat untuk berhati-hati saat membuat makanan atau memasak," sebutnya. []
Baca juga:
- Dua Orang Tewas Diduga Keracunan Gas Sumur di Demak
- Dikira Keracunan, Bocah di Surabaya Alami Luka Lebam
- Gara-gara YouTube, Anak SD di Kulon Progo Keracunan