Gara-gara YouTube, Anak SD di Kulon Progo Keracunan

Anak SD di Kulon Progo keracunan gara-gara diberi minuman oplosan obat anti nyamuk oleh kakak kelas yang mempelajarinya di YouTube.
Orang tua ARP menunjukkan surat hasil pemeriksaan dokter. ARP, siswa SDN Punukan, Beji, Kulon Progo, DIY, mengalami keracunan karena minuman oplosan dari kakak kelasnya. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Gara-gara media sosial YouTube, ARP, siswa kelas IV SD Negeri Punukan Beji, Kecamatan Wates, Kulon Progo, DIY, mengalami keracunan. ARP diberi minuman oplosan oleh dua kakak kelasnya yang belajar cara mengoplos di YouTube. 

Peristiwa minum oplosan membuat ARP harus menjalani perawatan di rumah sakit. Pasalnya anak itu keracunan setelah dicekoki (diberikan minum) oleh kakak kelasnya yaitu A dan D. 

Minuman yang diberikan itu tak lain minuman bersoda yang sudah dioplos dengan losion anti nyamuk. Lebih ironis lagi, kedua kakak kelasnya belajar cara meraciknya dari YouTube. Peristiwa ini terjadi pada Rabu 18 September 2019 saat jam istirahat kedua di sekolah tersebut.

Pada awalnya mereka tidak mengaku. Namun setelah didesak akhirnya mengaku telah membuat minuman oplosan saat istirahat

Menurut keterangan Waluyo Widodo, ayah ARP, anaknya diberi minuman oplosan tersebut oleh D dan A saat bermain. ARP sama sekali tidak tahu kalau minuman yang disodorkan itu sudah dicampur losion. 

"Anak saya dipanggil, dan ditawari mencoba minuman soda yang dibawa A dan D. ARP tidak mengetahui bila minuman tersebut telah dicampur dengan losion anti nyamuk," ujar Waluyo di kediamannya di Beji.

Waluyo menuturkan setelah mengonsumsi minuman tersebut, ARP merasakan pusing dan sakit di beberapa bagian tubuhnya. Kondisi ini menjadikan Waluyo curiga dan menanyakan hal tersebut kepada sejumlah teman sekolah anaknya.

"Teman anak saya mengatakan jika tadi ARP minum minuman bersoda yang dicampur losion anti nyamuk," ujarnya.

Setelah tahu ARP minum oplosan tersebut lanjut Waluyo, ibunya langsung memberikan susu dan berusaha memuntahkan minuman tadi. Karena tidak kunjung membaik, pada hari berikutnya ARP dibawa ke RSUD Wates untuk mendapatkan perawatan. Pasalnya, dia diketahui mengalami keracunan dan penurunan Hemoglobin (Hb) dalam darah.

Waluyo mengatakan dia juga berusaha melakukan konfirmasi pada pihak sekolah. Di sekolah, dia dipertemukan dengan dua anak yang memberikan minuman oplosan kepada ARP. Meski sempat tidak mengaku, mereka akhirnya membenarkan jika telah memberikan minuman tersebut.

"Pada awalnya mereka tidak mengaku. Namun setelah didesak akhirnya mengaku telah membuat minuman oplosan saat istirahat," ujar Waluyo menerangkan.

Yang mengejutkan lanjut Waluyo, salah satu pelaku, A, mengaku beberapa kali mengonsumsi minuman oplosan serupa. Dia belajar meracik minuman itu dari YouTube. Selain itu A mendapat informasi tersebut dari tetangga yang sudah duduk di bangku SMP.

Sekolah Menyepelekan

Terkait peristiwa ini pihak sekolah terkesan menyepelekan dan mengatakan ARP keracunan karena terlalu banyak meminum oplosan. Waluyo juga kecewa karena sekolah terkesan abai dan tidak memberikan pembinaan ataupun pengertian pada kedua pelaku. 

"Pelaku baru dipanggil ketika saya ingin bertemu. Setelah saya bertemu dengan wali kedua pelaku, responnya juga hampir sama," tutur Waluyo.

Padahal yang diinginkan Waluyo, pihak sekolah memanggil seluruh wali murid untuk membahas permasalahan ini. Awalnya pertemuan akan dilaksanakan Selasa 24 September 2019. Namun karena sedang ulangan tengah semester, pihak sekolah memundurkan hingga Jumat 27 September 2019.

Waluyo menambahkan, pihaknya tidak berkeinginan melaporkan peristiwa ini pada pihak berwajib. Dia hanya menuntut pihak sekolah meningkatkan sistem pengawasan anak didik agar peristiwa serupa tidak terulang.

Terkait peristiwa ini, pihak SD Negeri Punukan terkesan menutupi dan enggan memberikan statemen. Pihak sekolah mengklaim bila permasalahan ini telah selesai secara kekeluargaan.

"Mohon maaf, sudah dilakukan mediasi dan sudah selesai," kata Kepala Sekolah SD tersebut.

Bahkan saat sejumlah awak media mencoba mengonfirmasi nama Kepala Sekolah SD Negeri Punukan sebagai narasumber, dia enggan memberikan jawaban.

"Saya tidak punya nama," katanya yang langsung menutup pertemuan singkat dengan wartawan.

Peristiwa itu pun menjadi perhatian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kulon Progo. Kadis Pora Sumarsana menyatakan masih akan menelusuri kasus ini.

"Kami akan konfirmasi dulu pada pihak sekolah,"ujar Sumarsana. []

Baca juga:

Berita terkait
Kakak Beradik di Kulon Progo Dikeroyok Karena Petasan
Dua orang kakak beradik di Kulon Progo menjadi korban penganiayaan. Berikut kronologisnya
Kulon Progo Daerah Rawan Bencana
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu daerah di Yogyakarta yang rawan bencana alam. Ada tanah longsor, banjir.
Lupa Rasa Hujan, Salat Istiska Digelar di Kulon Progo
Kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa, diharapkan mereda dengan salat Istiska.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina