TAGAR.id, Jakarta - Beras pulen yang sudah dimasak biasa disebut nasi pulen. Teksturnya lembut, lunak, lengket. Cocok disajikan sebagai nasi putih dimakan dengan lauk-pauk dan sayur. Sedangkan beras pera setelah dimasak menjadi nasi pera, teksturnya tidak lengket, ambyar saat diaduk. Nasi pera cocok buat nasi goreng.
Berikut perbedaan beras pulen dan beras pera, dilansir dari laman Universitas Katolik Soegijapranata.
1. Karakter Beras
Beras pera mengandung amilosa tinggi, sehingga setelah dimasak menghasilkan nasi yang pera atau kering. Sebaliknya, kandungan amilosa pada beras pulen jauh lebih rendah, sehingga menghasilkan nasi yang lengket dan lunak atau pulen.
Amilosa merupakan kandungan yang menyusun pati. Pati ini terdiri dari amilosa dan amilopektin yang menentukan tingkat kepulenan atau keperaan beras.
2. Ukuran Bulir
Beras pulen memiliki bulir pendek sedangkan beras pera memiliki bulir panjang.

3. Indeks Glikemik
Indeks glikemik merupakan angka yang menggambarkan seberapa cepat makanan diubah menjadi gula darah. Beras pulen cenderung memiliki indeks glikemik lebih tinggi dibandingkan dengan beras pera. Karena nasi pulen lebih mudah dicerna daripada nasi pera.
4. Cara Memasak
Beras pulen biasanya dimasak untuk dihidangkan sebagai nasi putih ditemani sayur dan lauk-pauk. Sedangkan nasi pera cocok dimasak untuk nasi goreng. Bisa juga nasi uduk.
Nasi pulen atau pera yang lebih enak. Kalau ini kembali ke selera pribadi masing-masing. Kalau misalnya mau makan ayam geprek, nasi pulen lebih direkomendasikan. Mau makan sup iga, nasi pulen lebih direkomendasikan. Kalau mau makan nasi goreng jamur, nasi pera lebih direkomendasikan. []
BACA JUGA
- Cara Mencuci Beras Agar Vitamin B1 Tidak Hilang
- 3 Jenis Beras Paling Sehat
- Manfaat Beras Hitam yang yang Jarang Diketahui
- Racikan Tepung Beras untuk Perawatan Kulit Wajah