Jakarta - Alergi susu sapi (ASS) adalah suatu reaksi imunologis atau daya tahan tubuh, yang tidak diinginkan terhadap protein susu sapi. Pada anak yang normal, protein susu sapi biasanya tidak akan memicu reaksi daya tahan tubuh tersebut.
Saat terjadi alergi, muncul beberapa kelainan seperti gatal atau ruam, bahkan ada yang sampai menurun kesadarannya.
Penyebab terjadinya alergi susu sapi biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika salah satu orangtua atau saudara kandung memiliki riwayat penyakit alergi, maka risiko alergi juga tinggi.
Gejala akibat alergi susu sapi bervariasi antara lain sebagai berikut.
- Pada sistem pencernaan (50-60 persen), contohnya seperti diare atau adanya darah pada tinja.
- Pada kulit seperti ruam-ruam (50-60 persen), contohnya ruam-ruam.
- Pada sistem pernapasan (20-30 persen).
- Gejala yang tergolong ringan di antaranya:
- Diare
- Konstipasi
- Muntah
- Ruam kulit
- Sementara gejala yang tergolong berat di antaranya:
- Ruam yang luas pada tubuh
- Pembengkakan di sekitar mata dan bibir
- Penurunan kesadaran
- Kesulitan bernapas
- Penurunan tekanan darah yang drastis
Apabila ada gejala alergi susu sapi, sebaiknya segera memeriksakan bayi anda ke dokter spesialis anak, terutama jika gejala yang muncul termasuk berat. Perlu diketahui juga karena sifatnya genetik maka penyakit alergi termasuk alergi susu sapi tidak dapat disembuhkan.
Namun penelitian menunjukkan bahwa 45-55 persen anak dengan alergi susu sapi sudah tidak menunjukkan gejala pada usia 1 tahun, 60-75 persen pada usia 2 tahun, dan 90 persen pada usia 3 tahun.
Selain itu, untuk mendiagnosis alergi susu sapi diperlukan penelusuran riwayat gejala dan penyakit alergi pada orangtua yang menyeluruh agar penanganannya dapat lebih maksimal.[]
(Ratu Mitha Amelia)
Baca Juga:
- Tips Menyusui Bayi Kembar Secara Aman
- Cara Aman Menyusui Bayi di Tengah Pandemi Corona
- Tips Nyaman Menyusui Bayi Setelah Operasi Caesar
- 4 Bahaya yang Mengancam Bayi karena Menyusu Sambil Tidur