Jurus Menghilang Harun Masiku, PKS: Tak Masuk 9 Naga

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tak habis pikir dengan menghilangnya tersangka kasus suap, yakni caleg PDI Perjuangan (PDIP) Harun Masiku.
Buronan KPK kasus PAW anggota DPR Harun Masiku. (foto: ist).

Jakarta - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tidak habis pikir dengan menghilangnya tersangka kasus suap, yakni caleg PDI Perjuangan (PDIP) Harun Masiku. 

Hingga kini, sudah 29 hari Harun Masiku menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal, jejaknya di CCTV Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sudah nampak. Namun, instansi terkait tak bisa mencokoknya. 

Saya enggak melihat dia masuk sebagai Sembilan Naga, tidak masuk dia sebagai orang yang berpengaruh (pimpinan partai).

Mardani mengaku heran ketika aparat penegak hukum tidak mampu menangkap aktor penting yang terbukti menyuap Komisioner KPU Wahyu Setiawan, untuk menghantarkan Harun menjadi anggota DPR melalui mekanisme PAW.

Dia mempertanyakan apa sebenarnya kemampuan yang dimiliki politikus partai berlogo banteng itu, sehingga membuat KPK tidak dapat menangkapnya. 

Baca juga: 34 Polda dan 504 Polres Terima Info DPO Harun Masiku

Lantas, Mardani menyinggung bahwa Harun Masiku tidak ada dalam lingkaran 'Sembilan Naga'.

"Harun Masiku ini jadi membuat aneh, seberapa powerfull seorang Harun Masiku. Saya enggak melihat dia masuk sebagai Sembilan Naga, tidak masuk dia sebagai orang yang berpengaruh (pimpinan partai)," katanya saat ditemui Tagar, di ruang kerjanya di Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020.

"Beberapa waktu lalu pimpinan partai saja semuanya bisa dirapihkan oleh KPK ketika ditetapkan sebagai tersangka operasi tangkap tangan. Sehingga buat saya kasus ini aneh," sambungnya.

Menurut Mardani, kinerja KPK era Firli Bahuri tak dapat disejajarkan tatkala lembaga tersebut masih dipimpin Agus Rahardjo dan Saut Situmorang

"Ini merupakan ujian paling besar buat KPK. Dulu KPK punya kewibawaan. Setiap menetapkan tersangka, semuanya taat, nurut dan ikut prosedur hukum. (Sekarang) makin aneh, makin menarik perhatian publik, dan buat saya publik jangan mudah lupa sama kasus Harun Masiku ini," ujarnya.

Mardani Ali SeraMardani Ali Sera saat ditemui di ruangannya kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Februari 2020. (Foto: Tagar/Moh Ainul Yaqin).

Seperti kasus penyidik senior KPK Novel Baswedan yang pernah mendapat teror hingga fungsi pengelihatannya rusak sebelah. Anggota Komisi II ini meminta agar masyarakat tidak melupakan kasus Harun Masiku.

"Sama seperti publik tidak pernah lupa dengan kasus Novel Baswedan. Jangan melihat Novel sebagai seorang individu, tapi dia adalah wakil dari sebuah gerakan pemberantasan korupsi yang dilawan dengan cara-cara teror. Sama seperti Harun Masiku. Buat saya, melawan proses hukum dengan tidak menyerahkan diri atau tidak diserahkan," ucap Mardani.

Baca juga: Wahyu Setiawan Dicecar Soal Hasto dan Harun Masiku

Mengenai beredarnya isu yang menyebut Harun Masiku sengaja dihilangkan atau sengaja menghilangkan diri sendiri, Mardani enggan menanggapinya.

"Saya tidak ingin berspekulasi. Kalau buat saya sederhana, KPK perlu untuk segera menyelesaikan kasus ini," kata dia.

Meski terlihat ada upaya untuk melemahkan lembaga antirasuah melalui revisi UU KPK, Mardani tetap berharap agar Firli Bahuri Cs dapat menyelesaikan kasus tersebut. 

Menurutnya, apabila kasus ini tidak selesai, maka akan membuat kepercayaan publik semakin menurun terhadap KPK.

"Saya tentu sangat sedih kalau KPK tidak mampu menyelesaikan kasus Harun Masiku, walaupun bisa memahami gimana undang-undang KPK itu secara sistematis tegas melemahkan KPK," ujarnya.

Mardani menjelaskan, cara paling baik untuk mengembalikan kepercayaan publik adalah dengan cara menuntaskan kasus korupsi yang melibatkan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan mengungkap aktor intelektual di balik suap tersebut.

"Dalam beberapa hal komisioner juga punya keraguan oleh publik. Sehingga, menurut saya cara paling baik untuk KPK menjawab dengan menyelesaikan kasus Wahyu Setiawan dan Harun Masiku secara tuntas," kata Mardani.

Dia menegaskan, untuk saat ini pribadinya masih lebih memilih KPK sebelumnya ketimbang KPK yang dipimpin oleh Firli Bahuri.

"Enggak kok, kami tetap (pilih) KPK yang dulu, yang punya taring untuk memberantas korupsi. Ini penting sekali," ucap Mardani Ali Sera. []

Berita terkait
Kapolri Jelaskan Langkah Menangkap Harun Masiku
Kapolri Jenderal Idham Azis menjelaskan langkah untuk menangkap buronan KPK Harun Masiku, dengan menyebarkan DPO ke seluruh Indonesia.
Haris Azhar: Harun Masiku Dihilangkan Pakai Strategi
Direktur Lokataru Haris Azhar menilai tersangka dugaan suap Harun Masiku dihilangkan dari publik merupakan bagian dari strategi.
Proses Hukum Harun Masiku Mandul, MAKI: Bubarkan KPK
Mandulnya proses hukum terhadap tersangka suap Harun Masiku membuat MAKI memberikan sikap dengan anjuran KPK dibubarkan.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban