Tegal - Kasus pembunuhan Nur Hikmah, 16 tahun, warga Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang mayatnya ditemukan terbungkus karung dalam kondisi sudah menjadi tulang menyentak perhatian masyarakat.
Sebab, selain karena dua dari lima pelaku pembunuhan adalah perempuan dan tergolong masih anak-anak, kasus itu juga mengungkap perilaku minum minuman keras dan seks bebas para pelaku dan korban.
Bupati Tegal Umi Azizah mengaku prihatin dengan peristiwa tersebut. Apalagi lokasi kejadian berada di desa yang lokasi wilayahnya berada jauh dari perkotaan.
"Desa ini (Cerih) jauh dari keramaian. Kehidupan masyarakatnya cukup relijius. Biasanya peristiwa semacam ini umumnya terjadi di kota-kota besar. Sehingga ini jadi catatan bersama, keprihatinan bersama," kata Umi di Mapolres Tegal, Kamis 15 Agustus 2019.
Umi menyebut penyebab peristiwa tersebut sangat kompleks, antara lain perkembangan teknologi yang tanpa batas, kesenjangan ekonomi, pergaulan anak-anak yang kurang dapat kontrol dari orangtua, dan banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
"Saya katakan jangan beri ruang untuk anak muda menganggur. Ayo kita maksimalkan potensi anak, potensi seni, potensi olahraga dan potensi lain. Perhatian orang tua tetap harus dilakukan karena anak-anak adalah masa depan bangsa," tandasnya.
Dia mengaku akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi di Kabupaten Tegal. "Ini akan jadi catatan saya untuk memperhatikan pergaulan anak," ujar dia.
Umi juga menyinggung latar belakang para pelaku yang putus sekolah. Pemerintah Kabupaten Tegal menurutnya terus berupaya meminimalkan angka putus sekolah dengan program Ayo Sekolah Maning.
"Tahun ini alokasi dana Rp 2 miliar untuk anak-anak putus sekolah. Sehingga anak-anak putus sekolah bisa melajutkan pendidikannya ke jenjang SD, MI, SMP maupun MTS," ucapnya.
Umi berharap sekolah, orang tua, pemerintah desa dan seluruh pihak terkait dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.
"Masyarakat juga harus turut introspeksi diri. Meningkatkan kepekaan sosial dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kepada pihak yang berwajib," pungkasnya.
Aktivitas Perempuan dan Anak Tegal, Hamidah juga mengungkapkan keprihatinannya atas kasus Nur Hikmah. Kasus ini menunjukkan perempuan masih mudah sekali menjadi korban pembunuhan.
"Bahwa tidak ada perlindungan, tidak ada tempat yang aman dan nyaman untuk perempuan. Karena dia lagi rumah, dia lagi tidur, lagi berjalan, dia lagi di mana saja selalu ada risiko yang harus dia alami. Dari pelecehan, penganiayaan sampai pembunuhan," katanya, Jumat 16 Agustus 2019.
Fakta bahwa korban dan dua pelaku tergolong masih di bawah umur menurut mantan anggota Kompolnas ini juga harus menjadi perhatian dan pelajaran semua pihak, terutama para orangtua.
Peran orangtua penting dalam menjaga anak-anaknya dari pengaruh buruk dan risiko kekerasan di lingkungan pergaulannya. Orangtua harus memberi perhatian terhadap perkembangan anaknya.
"Orangtua harus lebih aktif, tahu teman mainnya. Jangan bebas begitu saja. Memang perkembangan teknologi informasi tidak bisa dibendung. Tapi dengan ikatan yang kuat dengan keluarga, dengan kebersamaan dengan keluarga, bisa mengurangi dampak itu," tandasnya. []
Baca juga:
- Mayat Remaja Dalam Karung Gegerkan Warga Tegal
- Babi Hutan Serang Orang dan Pertanian Milik Warga Tegal
- Cerita Ayah Nurkhikmah, Mayat dalam Karung di Tegal