Babi Hutan Serang Orang dan Pertanian Milik Warga Tegal

Babi Hutan di Tegal masuk ke permukiman warga, menyerang orang dan merusak lahan pertanian.
Warga menunjukkan areal persawahan yang dirusak Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jumat 9 Agustus 2019 petang. (Foto: Tagar/ Farid Firdaus)

Tegal - Serangan Babi Hutan meresahkan warga di sejumlah desa di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Selain masuk ke permukiman warga dan menyerang orang, kawanan hewan liar itu juga masuk dan merusak lahan pertanian yang ditanami padi dan umbi-umbian seperti singkong dan kacang. 

Kawanan babi hutan atau celeng antara lain masuk ke permukiman warga di Desa Cempaka, Kecamatan‎ Bumijawa.

Jumlahnya rombongan 10 sampai 12 ekor.

Sebulan terakhir warga sering melihat babi hutan masuk ke area pertanian tak jauh dari permukiman. Kemunculannya biasanya terlihat mulai sore hari.

"Hampir setiap hari ada babi hutan yang turun (dari hutan)‎. Biasanya jam lima atau jam enam sore. Jumlahnya rombongan 10 sampai 12 ekor," kata Syarif, 55 tahun, salah satu warga Desa Cempaka RT 06 RW 02 kepada Tagar, Jumat, 9 Agustus 2019.

"Sawah saya termasuk yang dirusak. Tidak hanya merusak pematang sawah, tanaman padinya juga ikut dirusak. Bisa gagal panen," ujar pria yang sawahnya berjarak sekitar 200 meter dari permukiman warga‎ ini.

Kemunculan babi hutan yang merupakan kali pertama membuat para petani yang memiliki ladang atau sawah di sekitar area hutan Perhutani, khawatir diserang saat sedang bekerja.

"Soalnya sebelumnya juga sudah pernah menyerang orang," kata Syarif.

Bersama Syarif dan sejumlah warga lain, wartawan Tagar melihat sendiri kemunculan kawanan babi hutan di Desa Cempaka pada Kamis 9 Agustus 2019 petang.

Dari kejauhan, bebarapa ekor babi hutan mulai terlihat keluar berkelompok dari areal hutan dan menuju ke arah ladang dan sawah warga.

‎"Saya sempat hitung, jumlah babi hutan yang keluar 12 ekor ada. Ada yang besar ada yang kecil," kata Sopan, salah seorang warga yang ikut mengamati kemunculan babi hutan.

BabiSeekor babi hutan muncul tak jauh dari areal persawahan warga di Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jumat 9 Agustus 2019 petang. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Serangan Babi Hutan Pernah Lukai Warga

‎Mantan Kepala Desa Cempaka, Abdul Khayyi mengatakan, selama dua tahun terakhir, jumlah babi hutan yang turun ke lahan pertanian dan permukiman warga semakin banyak.

"Satu bulan ini bertambah banyak babi hutan yang turun. Di hutan sudah tidak ada tanaman dan air jadi babi hutan turun ke permukiman warga untuk mencari makan," kata Khayyi, Jumat, ‎9 Agustus 2019.

Menurutnya, kemunculan babi hutan membuat perekonomian warga terganggu‎. Sebab warga tidak bisa lagi memanfatakan tanah Perhutani untuk ditanami jagung, singkong, dan kacang karena mereka was-was.

"Warga yang biasanya bertani di lahan Perhutani jadi takut. Padahal dengan menggarap lahan perhutani tersebut perekonomian warga bisa meningkat," ujarnya.

Apalagi, Khayyi berujar, ‎babi hutan yang berkeliaran sudah pernah menyerang dua warga pada Oktober 2019. Warga Desa Cempaka dan Desa Gunungagung, Kecamatan Bumijawa itu diserang seekor babi hutan hingga terluka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit.

"Menurut warga, kalau malam babi hutan juga masuk ke permukiman warga. Tapi karena sudah sepi, tidak ada warga yang diserang," ujar dia.

Khayyi yang juga ‎Ketua SAR Kecamatan Bumijawa berharap instansi terkait mengambil langkah agar babi hutan tak lagi berkeliaran dan membahayakan warga.

"Kami berharap instansi terkait bisa ikut membantu membasmi babi hutan," ujarnya.

Masuk ke Permukiman, Warga Tangkap Babi Hutan

Selain di Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, babi hutan juga berkeliaran‎ di Desa Dukuhsalam, Kecamatan Slawi yang lokasi geografisnya berada tak jauh dari pusat kota.

Pada Rabu 31 Agustus 2019 malam, dua ekor babi hutan masuk ke permukiman warga. Salah satu di antaranya bahkan sempat masuk ke dalam rumah warga dan merusak perabotan di dalamnya.

"Babi hutannya muncul dari ilalang di sekitar Sungai Gung," kata salah satu warga, Yanto, 36 tahun, Jumat 9 Agustus 2019.

Menurutnya, warga sempat memburu kedua ekor babi hutan tersebut namun hanya berhasil menangkap satu ekor. "Satu ekor ditangkap dan dibunuh. Satunya lagi lepas," ungkapnya.

‎Sementara itu, Koordinator Relawan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Kartono mengatakan, pihaknya siap membantu warga mengusir babi hutan dari area persawahan dan permukiman warga.

"Kami masih menunggu laporan dari warga terkait serangan babi hutan akhir-akhir ini," ujarnya saat dimintai tanggapan, Jumat 9 Agustus 2019.

Baca juga:

Berita terkait
Kisah Babiat Sitelpang, Legenda Harimau yang Menjadi Ompung Bagi Orang Batak
Harimau adalah binatang yang amat dihormati bagi masyarakat Tapanuli. Bahkan di desa-desa yang dekat dengan hutan, biasanya orang takut menyebut kata harimau.
Anak Gajah Terkena Jerat di Aceh Timur
Seekor anak gajah berjenis kelamin betina ditemukan terkena jerat di Aceh Timur.