Temuan Virus Corona, Saatnya Beli Produk Asuransi

Perusahaan asuransi umum di Indonesia berpotensi membukukan peningkatan penjualan sepanjang tahun ini menyusul temuan pertama kasus virus corona.
Ambulance yang membawa pasien positif virus corona tiba di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin 2 Maret 2020. (Foto: Tagar/Fernando Pasaribu)

Jakarta - Perusahaan asuransi umum di Indonesia berpotensi membukukan peningkatan penjualan sepanjang tahun ini menyusul temuan pertama kasus virus corona jenis COVID-19 di Indonesia. Presiden Direktur PT Tugu Reasuransi Indonesia, Adi Pramana mengatakan selama COVID-19 dikategorikan epidemik maka potensi penjualan produk, khususnya asuransi kesehatan, berpeluang meningkat.

“Sejauh ini memang virus corona menurut WHO masih tergolong epidemik. Selama belum berubah menjadi pandemik maka bisa meningkat,” ujar Adi kepada Tagar, Selasa, 3 Maret 2020.

Namun dalam catatannya, perusahaan jasa asuransi di Tanah Air masih akan menanggung klaim nasabah selama kasus tersebut digolongkan sebagai penyakit lokal (epidemik). Sementara itu, jika penyakit tersebut dikategorikan wabah (pandemik) yang menjalar secara global, maka perusahaan asuransi berhak menolak klaim nasabah.

“Masalah akan terjadi kalau telah berubah ke pandemik, dan ini bisa menimbulkan problem bagi para pembeli asuransi. Jika sudah kejadian, maka relatif sulit ter-cover,” tutur Adi.

Untuk itu, Adi menyarankan kepada masyarakat untuk segera memiliki setidaknya satu produk asuransi kesehatan. Langkah ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan dan perlindungan di masa yang akan datang. “Makin awal membeli makin baik,” ucapnya.

Sabun Cuci TanganSeorang pengunjung di salah satu pusat perbelanjaan Depok memilih sabun cuci tangan. Depok menjadi kota pertama di Indonesia yang terpapar virus corona. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Di sisi lain, pria yang tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia itu mengungkapkan bahwa di saat yang bersamaan akan terjadi peningkatan beban klaim yang ditanggung oleh pelaku usaha. Adi menilai, disinilah momentum yang tepat bagi entitas asuransi untuk bisa mengelola aset perusahaan agar tidak menimbulkan penurunan investasi.

“Kebanyakan instrumen yang dipilih adalah pasar modal, seperti saham, reksadana, dan obligasi. Nah, mereka harus pintar-pintar menempatkan dananya, jangan sampai merugi,” kata dia.

Selain itu, manager investasi juga harus memiliki kapabilitas proyeksi yang baik, apakah kondisi tekanan terhadap pasar akan berlangsung lama atau hanya sementara. Apabila berlarut dan terjadi dalam jangka waktu panjang, Adi memprediksi potensi kehilangan keuntungan bisa mencapai 50 persen.

“Kalau dia hanya cepat its time to buy juga, karena sisi market yang lagi drop, jadi ada peluang. Kalau berlarut pelaku pasar juga agak takut karena bisa terjadi sampai akhir tahun,” kata Adi.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim berhasil menjaga pertumbuhan industri keuangan nonbank (IKNB) dalam performa baik pada sepanjang 2019 lalu. Dalam catatan otoritas, piutang pembiayaan industri asuransi naik 3,66 persen menjadi Rp 452 triliun dari sebelumnya Rp 436 triliun pada 2018.

Selain itu, rasio solvabilitas kesehatan finansial (risk based capital/RBC) perusahaan asuransi jiwa diketahui tumbuh dari sebelumnya sebesar 441 persen pada 2018 menjadi 789 persen pada 2019. Adapun, RBC asuransi umum juga naik dari 332,5 persen menjadi 345 persen pada tahun lalu.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Corona Masuk Indonesia, Swalayan BSD Diserbu Warga
Pengumuman dua WNI yang positif terkena virus corona atau COVID-19 berdomisili di Depok, Jawa Barat berimbas panic buying sejumlah swalayan.
2 WNI Positif Corona, Asing Dibatasi ke Indonesia
Pemerintah bakal membatasi masuknya warga negara asing (WNA) ke Indonesia setelah 2 WNI di Tanah Air positif corona.
Plaza Indonesia Menyiapkan Hand Wash Cegah Corona
Plaza Indonesia menyiapkan sejumlah hand wash (cuci tangan) untuk para pengunjung untuk cegah corona.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.