Salah Satu Alasan KKB di Aceh Bermotif Ekonomi

Masyarakat Desa Punteut, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Aceh dihebohkan dengan peristiwa kontak tembak.
Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe, AKP Indra T Herlambang, memperlihatkan barang bukti berupa granat nanas aktif yang ditemukan di lokasi persembunyian KKB di Aceh. (Foto: Tagar/Agam Khalilullah)

Lhokseumawe – Masyarakat Desa Punteut, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara dihebohkan dengan peristiwa kontak tembak, antara pihak kepolisian dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada 1 Desember 2019.

Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe AKP Indra T Herlambang mengatakan, dalam peristiwa tersebut satu orang pelaku kriminal yang berinisial AR alias Rahman Peudeung dinyatakan tewas.

“Saat itu personel kepolisian sedang ingin menyergap pelaku kriminal tersebut, namun tiba-tiba tersangka melakukan penembakan ke arah polisi selama beberapa kali, sehingga polisi memberikan tembakan balasan,” ujar Indra, Selasa 3 desember 2019.

Indra menambahkan, dilokasi kejadi pihak kepolisian menyita satu pucuk senjata api laras panjang rakitan dan memiliki dua laras, sehingga saat sekali ditembak maka pelurunya akan keluar sebanyak dua unit.

Pada tanggal 2 Desember 2019, pihak kepolisian melakukan olah TKP di tempat persembunyiaan anggota KKB tersebut, maka pada TKP pertama ditemukan granat nanas yang masih aktif.

Pelaku kriminal ini sudah sering sekali mengacam warga setempat, sehingga memang sudah membuat resah.

Sementara pada TKP kedua ditemukan rangkaian sejumlah kabel, yang diduga untuk digunakan sebagai bahan peledak, kemudian pada TKP ketiga ditemukan barang yang diduga bom rakitan.

“Setelah semua bahan peledak itu ditemukan, maka tim penjinak bom (jibom) Brimob Kompi B Jeulikat melakukan sterilisasi, kemudian mendisposal semua bahan peledak yang ditemukan, sementara rompi anti peluru berada di tubuh pelaku” tutur Indra.

Selain itu menurut Indra motif dari Kelompok Kriminal Bersenjata itu hanyalah karena persoalan ekonomi, bahkan mereka juga sering mengancam sejumlah orang di kawasan tersebut.

“Sebenarnya kalau dibilang motif ekonomi memang benar juga, karena pelaku kriminal ini sudah sering sekali mengacam warga setempat, sehingga memang sudah membuat resah,” katanya.

Ia menambahkan, ada sejumlah orang yang telah diancamnya, seperti kepala desa setempat, kontraktor dan beberapa pihak lainnya, yang tujuannya adalah untuk meminta sejumlah uang.

Bahkan pria yang berinisial AR alias Rahman Peudeng itu juga sering memeras warga, malah ia juga menuntut agar sekolah-sekolah agar mengajarkan pelajaran agama saja, tanpa ada pelajaran lain.

“Dalam kasus ini, kami akan terus melakukan pengembangan untuk mengungkap anggota kelompok bersenjata itu, sehingga masyarakat tidak lagi merasa resah atas hal-hal tersebut,” tutur Indra.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pihak Kepolisian Resor Lhokseumawe menyita sejumlah barang bukti berupa, satu unit senjata api laras panjang rakitan, senjata itu memiliki dua laras sehingga apabila ditembakkan akan keluar dua unit peluru, serta dibadan pelaku ditemukan rompi anti peluru.

Bukan hanya itu saja, saat petugas melakukan olah TKP ditempat persembunyian pelaku kriminal itu, maka ditemukan sejumlah bahan peledak, serta beberapa rangkaian kabel yang diduga untuk digunakan untuk membuat bahan peledak. []

Baca juga: 

Berita terkait
Kronologis Baku Tembak KKB dan Polisi di Aceh
Polisi terpaksa menembak mati seorang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Aceh karena melawan dengan senjata api.
Penyebab Aceh Termiskin di Sumatera
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, Provinsi Aceh menjadi daerah termiskin di Pulau Sumatera dan urutan ke-6 secara nasional.
Ibu yang Seret Anak Belasan Meter di Aceh Menangis
Pelaku ditangkap di rumahnya di Dusun Jambu Air, Gampong Pie, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh pada Sabtu 30 November 2019.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.