Pimpinan DPR Aceh Angkat Bicara Wisata Halal di Bali

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh angkat bicara terkait isu kontroversial mengenai isu wisata halal di Bali dan Danau Toba.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Safaruddin. (Foto: Tagar/Dok. Pribadi)

Banda Aceh - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Safaruddin ikut angkat bicara terkait isu kontroversial mengenai isu wisata halal yan diwacakan diterapkan di Bali dan Danau Toba.

Isu wisata halal itu awalnya disebut-sebut berasal dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio. Namun belakangan, Wishnu mengklarifiksi dan membantah bahwa ia tidak pernah menyebut akan menyulap Bali dan Danau Toba sebagai destinasi wisata ramah muslim.

"Sebenarnya yang disampaikan oleh Wisnutama yang kini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah daerah-daerah tersebut diharapkan menyiapkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan wisatawan muslim," kata Safaruddin saat dihubungi Tagar, Kamis 14 November 2019.

Dia menyebutkan, bupati Kabupaten Samosir, Gubernur NTT, sampai anggota DPR RI I Wayan Sudirta terpancing untuk menanggapi wacana tersebut. Menurut Safaruddin, dari point of view masing-masing semuanya bisa dipahami serta dicari pemahaman yang dapat diterima bersama.

Sebagai perwakilan masyarakat Aceh saat ini saya ingin mendorong masyarakat untuk bersama-sama melihat peluang.

"Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apa yang bisa kita (masyarakat serta Pemerintah Aceh) ambil dari gejolak yang muncul ini? Apa yang bisa kita selaraskan untuk kepentingan Pariwisata Aceh saat ini dan ke depan?," kata dia.

Safaruddin mengatakan, pada tahun 2030 nanti diperkirakan satu dari tiga orang penduduk dunia adalah seorang muslim, kurang lebih akan mencapai angka 26 persen populasi manusia pada saat itu.

Lalu, tahun 2020 diperkirakan jumlah wisatawan muslim naik dari angka 131 juta menjadi 156 juta manusia. Bahkan, dari laporan Indonesia Muslim Travel Index tahun lalu menyimpulkan ke depan yang menjadi alasan mengapa para wisatawan muslim ingin berkunjung ke suatu tempat adalah tersedianya kuliner halal dan fasilitas tempat ibadah.

"Di mana secara detail disebutkan juga terbebas dari lingkungan non-halal dan menjunjung privasi, selain kemudahan akses, lingkungan, komunikasi, serta layanan," ujar Safaruddin.

Sebagai perwakilan masyarakat Aceh saat ini, ia mendorong semua pemangku kepentingan di provinsi ini melihat peluang dan menjadi daerah yang mendapat manfaat dari perkiraan jumlah muslim di dunia beberapa tahun ke depan seperti yang ia sebutkan.

"Sebagai perwakilan masyarakat Aceh saat ini saya ingin mendorong untuk kita bersama-sama melihat peluang dan menjadi daerah yang mendapat manfaat dari data-data yang tersaji di atas," ujarnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Rumah Sakit Malaysia Gaet Pasien dari Aceh
Pemerintah Malaysia melakukan kerja sama dengan Pemerintah Banda Aceh guna menggaet masyarakat untuk berobat di Malaysia.
Banda Aceh Dirundung Masalah Pelayanan Air Bersih
Persoalan pelayanan air bersih dan sampah masih menjadi permasalahan serius di Kota Banda Aceh.
Nikmatnya Mi Kocok Legendaris di Aceh Barat Daya
Selain memiliki sejumlah objek wisata alam, baik pantai maupun pegunungan, Kabupaten Aceh Barat Daya juga terkenal dengan kuliner mi kocok.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.