Jakarta - Advokat Lingkar Ganja Nusantara (LGN) Singgih Tomi Gumilang menceritakan, salah satu tokoh LGN kerap menerima teror dari beberapa 'oknum'. Bahkan, dalam perjuangan legalisasi ganja, aktivis LGN juga sempat mendapatkan ancaman pembunuhan.
CEO LGNshop itu menuturkan, salah satu ancaman pembunuhan dialami Ketua LGN Dhira Narayana. Peristiwa ini, kata Tomi terjadi beberapa tahun lalu di daerah Tangerang Selatan (Tangsel), saat pihaknya sedang mengadakan kegiatan edukasi ganja medis.
Dia menyebutkan, 'kalau Mas Dhira mau besok masih punya nyawa, mohon sore ini kegiatan edukasi ganjanya dihentikan'
"Sekitar dua tahun yang lalu, bertempat di Sekretariat LGN 1 yang ada di Situ Gintung, Cirendeu, Ciputat, Tangsel, pernah mas Dhira didatangi oleh sekelompok orang tegap," ujar dia kepada Tagar, Jumat, 31 Januari 2020.
Baca juga: Ganja Banyak Manfaatnya, BNN Diminta Buka Mata
Kendati demikian, Tomi tidak mengetahui secara pasti dari mana oknum yang melakukan tindakan represif itu berasal.
"Dia menyebutkan, 'kalau Mas Dhira mau besok masih punya nyawa, mohon sore ini kegiatan edukasi ganjanya dihentikan'," kata Tomi saat menirukan perkataan oknum yang mengancam mereka.
Tomi heran dengan ancaman yang kerap didapati oleh LGN. Padahal menurutnya, telah banyak bukti dan testimoni dari beberapa orang yang menilai bahwa ganja memiliki manfaat di dalam dunia medis.
"Cek di Google, cari ganja medis, berapa banyak pengalaman yang akan kalian temukan nantinya," katanya.
Sebelumnya, tanaman ganja menjadi perbincangan hangat publik. Hal itu lantaran anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rafli Kande mengusulkan agar ganja dapat dijadikan komoditas ekspor.
Baca juga: Lima Manfaat Ganja Aceh Jika Dilegalkan
Sebab, dia menilai ganja cukup menjanjikan bagi perdagangan Indonesia, untuk itu diperlukan aturan baru. Rafli menyampaikan usulan itu dalam rapat kerja dengan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
"Ganja entah itu untuk kebutuhan farmasi, untuk apa saja jangan kaku. Kita harus dinamis berpikirnya. Jadi ganja ini di Aceh tumbuhnya itu mudah," kata Rafli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.
Namun, belakangan Rafli justu disebut menarik kembali perkataannya soal usulan ganja menjadi komoditas ekspor. Penarikan usulan itu lantaran dirinya mendapat teguran keras dari fraksi yang menaunginya.
Meski begitu, penarikan ucapan Rafli soal ganja disampaikan melalui Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini.
"Atas dasar itulah Fraksi PKS menegur keras Pak Rafli. Dan yang bersangkutan meminta maaf atas kesilapan pikiran dan pernyataan pribadinya itu. Sehingga menimbulkan polemik, serta membuat salah paham di kalangan masyarakat. Dan beliau (Rafli) menarik usulan pribadinya tersebut (ekspor ganja)," kata Jazuli, Jumat, 31 Januari 2020. []