Beijing - Korban meninggal akibat epidemi virus corona baru atau COVID-19 di China terus melonjak. Berdasarkan data Rabu, 19 Februari 2020, jumlah yang meninggal telah melebihi angka 2.000 orang setelah ada tambahan 136 lagi. Namun menurut Komisi Kesehatan Nasional China, jumlah temuan kasus baru turun untuk dua hari berturut-turut. Dengan demikian, jumlah korban terinfeksi yang dikonfirmasi di China daratan menjadi 74.185 orang.
Berdasarkan data resmi dari Komisi Kesehatan Nasional, jumlah korban meninggal sudah mencapai 2.004 orang, sebagian besar berada di Provinsi Hubei, tempat pertama kali virus corona ditemukan pada Desember sebelum melonjak menjadi epidemi nasional. Seperti diberitakan dari Channel News Asia mengutip AFP, dalam pembaruan harian, Komisi Kesehatan Nasional melaporkan 1.749 kasus baru orang yang terinfeksi secara nasional, jumlah terendah bulan ini.
Namun jumlah kasus infeksi baru di Provinsi Hubei sangat banyak. Komisi Kesehatan menyebutkan, di luar Kota Wuhan, hanya ada 56 kasus baru yang dilaporkan, turun untuk hari ke-15 berturut-turut. Sebuah studi yang dirilis oleh pejabat kesehatan China menyebutkan bahwa sebagian besar pasien memiliki kasus penyakit ringan. Pejabat itu menggambarkan angka yang melambat sebagai indikasi bahwa wabah terkendali.

Presiden Xi Jinping dalam pembicaraan via telpon dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, upaya China dalam mengatasi penyebaran wabah virus corona memperlihatkan kemajuan yang berarti, menurut media pemerintah. Namun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyebutkan apakah penurunan akan berlanjut. Pada Selasa lalu, 18 Februari 2020, direktur rumah sakit di Wuhan, menjadi pekerja medis ketujuh yang meninggal.
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan, virus corona atau COVID-19 hanya menyebabkan penyakit ringan bagi 80 persen pasien yang terinfeksi dan bisa sembuh. Hanya 14 persen pasien yang terinfeksi akan menderita penyakit parah seperti pneumonia. "Sekitar lima persen dari kasus dianggap kririt dengan kemungkinan kegagalan multi organ, syok septik dan gagal pernafasan," katanya kepada wartawan di Jenewa, seperti diberitakan dari Channel News Asia, Selasa, 18 Februari 2020.
Menurutnya, ada kasus yang relatif sedikit, di antara anak-anak dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mengapa hal itu bisa terjadi. Ia pun mengungkapkan data terbaru (sampai Selasa) jumlah korban meninggal di China yang mencapai 1.800 orang dan terinfeksi lebih dari 70.500.
Meskipun peluang untuk sembuh cukup besar, Tedros tetap memperingatkan langkah-langkah menyeluruh atas wabah virus corona baru. Hal ini menunjukkan bahwa epidemi di luar China hanya mempengaruhi sebagian kecil populasi. "Harus diambil langkah-langkah yang profesional dalamm menghadapi situasi ini. Tindakan selimut mungkin tidak membantu," ucap Tedros. []
Baca Juga:
- Laporan WHO Tentang Kasus Global Virus Corona Baru
- WHO: Lebih dari 80 Persen Pasien Virus Corona Sembuh