Jakarta - Harga mata uang kripto Bitcoin mencetak rekor tertingginya sepanjang masa dengan melesat 3,4% ke US$ 66.318,49/koin atau lebih dari Rp 928 juta (kurs Rp 14.000/US$) dalam beberapa hari terakhir.
Di perdagangan hari sebelumnya, harga Bitcoin sendiri berkisar 61.000 dollar AS per keping atau sekitar Rp 861 juta. Pencapaian ini turut dikomentari oleh investor legendaris Paul Tudor Jones.
"Bitcoin akan menjadi bagus untuk lindung nilai. Mata uang kripto akan bagus untuk lindung nilai. Ada tempat untuk kripto dan jelas saat ini lebih bak ketimbang emas... Saya juga berfikir kripto juga akan bagus untuk lindung nilai terhadap inflasi. Untuk saat ini, saya akan memilih kripto ketimbang emas," kata Jones dalam acara "Squawk Box" CNBC International, Rabu 20 Oktober 2021.
Bitcoin selama ini memang digadang-gadang sebagai emas digital, meski menimbulkan banyak perdebatan. Pada tahun lalu kedua aset ini sama-sama melesat, tetapi di tahun ini beda ceritanya. Sepanjang tahun ini Bitcoin melesat lebih dari 127 %, sementara emas justru melemah lebih dari 6 %.
Disisi lain, melesatnya harga bitcon dipicu oleh dana bursa berjangka (ETF) berbasis Bitcoin pertama di dunia, ProShares Bitcoin Strategy (BITO), yang baru saja melantai di bursa saham New York Stock Exchange (NYSE) pada Selasa.
Bitcoin akan menjadi bagus untuk lindung nilai. Mata uang kripto akan bagus untuk lindung nilai.
Pembelian saham BITO sendiri bukan berarti seorang pengguna bakal memiliki aset atau mata uang Bitcoin. Namun, pengguna bakal membeli sebagian dari dana yang diperdagangkan di bursa berjangka, dan dana tersebut akan melacak aset dan kontrak saham lain di masa depan, termasuk aset perdagangan Bitcoin.[]
Baca Juga:
- Alasan Elon Musk Larang Mobil Listrik Tesla Dibeli Pakai Bitcoin
- Goldman Sachs: Ethereum Gantikan Bitcoin di Masa Depan
- Rusia Belum Siap Akui Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran Resmi
- Fitur Baru Twitter, Kini Bisa Kirim dan Terima Bitcoin