Ada Varietas Padi Cegah Stunting di Kulon Progo

Stunting menjadi persoalan bangsa. Di Kulon Progo mulai dikembangkan varietas padi untuk mencegah stunting ini.
Panen padi varietas Inpari IR Nutri Zinc di Kalibawang Kulon Progo (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Stunting menjadi ancaman utama kualitas manusia Indonesia dan kemampuan daya saing bangsa. Alasannya stunting bisa menyebabkan anak-anak terganggu pertumbuhannya, baik dari fisik dan perkembangan otaknya.

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia berada pada di urutan kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Salah satu penyebab adanya stunting yaitu kurangnya asupan zinc (Zn) ke dalam tubuh, utamanya bagi ibu hamil dan anak dalam masa pertumbuhan (balita).

Kini, Pencegahan stunting menjadi salah satu fokus dari pemerintah pada saat ini. Kementerian Pertanian, kini sudah mengembangkan padi dengan Varietas Inpari IR Nutri Zinc. Padi bernutrisi tinggi ini, kini sudah berhasil dikembangkan di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo.

Wilayah ini diklaim sebagai wilayah pertama di DIY yang berhasil mengembangkan padi varietas Inpari IR Nutri Zinc. Adapun wilayah pengembangannya, berada di lahan sawah BPP Kalibawang di Dusun Ngrajun, Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang dan Bulak Kulon Paras.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kalibawang Ermono mengatakan, varietas Inpari IR Nutri Zinc memiliki kandungan Zn rata-rata sebesar 34,51 parts per million (ppm). Tidak salah jika varietas ini dipilih untuk mendukung program pencegahan stunting pemerintah.

"Benih padi varietas ini sebanyak 10 Kg yang diperoleh dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi) Sukamandi di Jawa Barat," ucap Ermono di panen padi varietas Inpari IR Nutri Zinc di Kulon Progo, Selasa 31 Desember 2019.

Tanaman ini, diklaim memiliki ketahanan pada hama wereng biotipe 3 dan wereng coklat.

Menurut dia benih padi sebanyak 10 Kg ditanam di lahan seluas 4.000 meter persegi di Lahan Sawah BPP Kalibawang di Ngrajun Banjarharjo dan Bulak Kulon Paras. Awal penebaran benih varietas tersebut, dilaksanakan pada tanggal 2 September 2019 dan dilanjutkan dengan masa tanam pada 24 September 2019, dengan perkiraan umur hingga panen sekitar 115 hari. 

Sistem tanamnya menggunakan jajar legowo 2 1, dan menggunakan teknologi pemupukan berimbang.

Menurut Ermono, dari lahan seluas 4.000 meter persegi, mampu menghasilkan padi sebanyak 2,8 ton dan memiliki bobot yang lebih baik. "Tanaman ini, diklaim memiliki ketahanan pada hama wereng biotipe 3 dan wereng coklat. Kendalanya sejak awal hanya tikus, sundep dan penggerek batang, namun itu semua bisa diatasi," tuturnya.

Dia mengatakan rencana padi bernutrisi tersebut akan dikembangkan keseluruh wilayah Kulon Progo, karena kini sudah diajukan benih sebanyak 300 Kg.

Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Tri Hidayatun mengatakan, varietas Inpari IR Nutri Zinc tersebut akan dikembangkan keseluruh wilayah di Kulon Progo. "Koordinator penyuluh bisa mengembangkannya di masing-masing kecamatan. Harapan kami bisa berkembang keseluruh wilayah di Kulon Progo, dan membantu pencegahan program stunting," ujar Tri Hidayatun.

Sedangkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami menyambut baik keberhasilan pengembangan varietas padi ini. "Nantinya mungkin akan diberikan pada kelompok masyarakat yang rentan seperti ibu hamil atau remaja putri, untuk pencegahan sebelumnya," ujarnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Berbagi Air untuk Tanam Padi di Kulon Progo
Musim hujan yang terlambat datang membuat masa tanam padi di Kulon Progo mundur. Petani harus berbagi air untuk tanam padi.
Produksi Padi Pesisir Selatan Anjlok
Produksi padi masyarakat Pesisir Selatan, Sumatera Barat menurun drastis. Trend ini diprediksi terus berlanjut.
Gagal Panen, Tanaman Padi di Gunungkidul Untuk Ternak
Akibat kemarau panjang petadi di Gunungkidul menjadikan tanaman padinya untuk pakan ternak.
0
Listrik Nirkabel Cas Baterai Mobil Listrik dalam Perjalanan
Untuk pertahankan daya mobil listrik tetap terisi di Gotland, Swedia, SmartRoad, membantu mengecas bus ulang-alik bandara