Produksi Padi Pesisir Selatan Anjlok

Produksi padi masyarakat Pesisir Selatan, Sumatera Barat menurun drastis. Trend ini diprediksi terus berlanjut.
Salah seorang petani di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, menunjuk lahan pertaniannya yang terserang hama. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Pesisir Selatan - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka produksi padi Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat tahun 2018 turun drastis dibanding tahun sebelumnya.

Ini nyaris tak teratasi, upaya yang kami lakukan padahal sudah maksimal.

Kepala Kantor BPS Pessel, Yudi Yos Elvin, mengatakan penurunan produksi akibat tingginya alih fungsi lahan pertanian. Hal itu memicu menyusutnya luas tanam sepanjang periode tersebut.

"Kondisi ini diperparah dengan merosotnya produktivitas lahan perhektare-nya," kata Elvin kepada Tagar, Senin 2 Desember 2019.

Berdasarkan data statistik, produksi padi daerah berjuluk "Negeri Sejuta Pesona" itu hanya sebanyak 187.009 ton, dengan luas panen 37.128 hektare dan produktivitas 5,04 ton per hektarenya.

Angka itu jauh lebih kecil dibandingkan realisasi 2017 yang mencapai 376.972 ton, dengan luas panen mencapai 67.577 hektare dan produktivitas 5,5 ton per hektaren.

Terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Hortikuktura Pessel, Nizirwan, mengakui adanya penurunan produksi padi. Bahkan trend penurunan bakal berlanjut hingga 2019.

Menurutnya, selain penyusutan luas tanam, faktor penyebab lainnya adalah serangan hama tikus dan wereng coklat. Hampir semua kecamatan di Pessel tahun ini terserang hama.

"Ini nyaris tak teratasi, upaya yang kami lakukan padahal sudah maksimal. Kalau penyusutan luas tanam tidak terlalu masalah," katanya.

Selain itu, juga dipengaruhi kualitas irigasi. Saat ini, berdasarkan data Dinas Pengelola Sumber Daya Air, kondisi irigasi berkondisi baik hanya 57 persen. Sisanya dengan kondisi buruk dan sedang.

Sementara itu, Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sumbar, Oyon Safii, mengatakan kondisi irigasi buruk hendaknya menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Jika tidak, bisa berdampak buruk terhadap produksi padi.

"Saya rasa program untuk itu sudah ada, tapi memang belum berjalan sesuai harapan. Kami harapkan ini bisa jadi perhatian serius bagi pemerintah di seluruh kabupaten dan kota," tuturnya.

Hal serupa juga terjadi pada penanganan hama, seperti wereng coklat dan tikus yang tidak hanya terjadi kali ini saja. Namun sudah sejak tiga tahun terakhir.

Program pengendalian hama dinilai belum optimal, baik dari sisi kuantitas obat-obat pembasmi hama maupun kualitas obat. Akibatnya hama tidak dapat terkendalikan dengan baik.

"Namun lebih dari itu, semua pihak, baik petani maupun pemerintah harus sama,-sama introspeksi," katanya. []

Berita terkait
34 Ribu Warga Pessel Miskin, Lapangan Kerja Minim
Angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan berada di posisi ke-4 tertinggi di Sumatera Barat.
Anggaran Pendidikan Pessel Dipangkas Demi Pilkada
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, berencana memangkas alokasi dana pendidikan anggaran 2020.
Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Pessel Tinggi
Kasus kekerasan anak dan perempuan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, masih tinggi.
0
Emma Raducanu dan Andy Murray Optimistis Bertanding di Wimbledon
Raducanu, 19 tahun, akan melakukan debutnya di Centre Court ketika dia bermain melawan petenis Belgia, Alison van Uytvanck