Berbagi Air untuk Tanam Padi di Kulon Progo

Musim hujan yang terlambat datang membuat masa tanam padi di Kulon Progo mundur. Petani harus berbagi air untuk tanam padi.
Seorang petani di Banguncipto, Kabupaten Kulon Progo mulai menanam padi. Pasokan air yang minim membuat petani harus berbagi air untuk memulai masa tanam. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Masa tanam padi di lahan seluas 28 hektare (Ha) di Bulak Banguncipto, Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo, Yogyakata mundur dari jadwal. Seharusnya penanaman dilakukan pada November. Namun karena persoalan air, baru bisa dilakukan pada awal Desember ini.

Ketua Kelompok Tani Makaryo, Desa Banguncipto, Samidi mengatakan penanaman padi di Bulak Banguncipto belum bisa dilakukan karena air irigasi tidak mengalir tepat waktu. Jika pun mengalir debitnya sangat kecil.

Dia menjelaskan, penyebab dari keterbatasan air tersebut karena hujan belum turun secara massif. Selama ini hujan hanya berintensitas rendah sehingga tidak berdampak signifikan pada pertanian. 

Dia mengatakan curah hujan yang rendah ini berdampak pada minimnya suplai air dari Daerah Irigasi Kalibawang. "Padahal lahan persawahan di Banguncipto masuk DI Kalibawang sistem golongan II," ucap Samidi di Sentolo Kulon Progo, Senin, 2 Desember 2019.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Aris Nugroho mengatakan sebagai antisipasi krisis air dilakukan manajemen pembagian air secara ketat. 

Penanaman padi juga dilakukan secara bergiliran. "Yang sudah ada air, kami upayakan percepatan tanam padi seperti di Bulak Banguncipto," ujarnya.

Aris menjelaskan, DI Kalibawang mengaliri lahan seluas 4.150 Ha. Lahan tersebut tersebar di Kecamatan Nanggulan, Temon serta sebagian Wates, Panjatan dan Sentolo.

Yang sudah ada air, kami upayakan percepatan tanam padi.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta, Soeharsono, mengatakan, pompa air bisa dimanfaatkan oleh para petani di Bulak Banguncipto. Pemerintah saat ini sudah memberikan subsidi pompa air, untuk memberi kemudahan bagi petani.

Menurut dia upaya ini agar petani tidak hanya mengandalkan saluran irigasi dari Kalibawang. Petani juga bisa memanfaatkan pompa air subsidi pemerintah. "Artinya tidak ada istilah tidak ada air. Kalau yang datang dari irigasi ya disyukuri, tapi kalau tidak, bisa bangun sumur pompa," ungkapnya. []

Baca Juga:


Berita terkait
Bunga Krisan Kulon Progo Menembus Pasar Jepang
Bunga Krisan asal Kulon Progo siap menembus pasar Jepang. Bunga cantik ini akan dikirim pada Januari 2020 mendatang.
Petani Kulon Progo Merugi, Harga Cabai Mulai Anjlok
Petani cabai di Kulon Progo terancam merugi setelah harga mengalami penurunan dalam dua hari terakhir
Kopi Suroloyo Kenikmatan di Puncak Kulon Progo
Kenikmatan lainnya, kopi Suroloyo diminum berada di ketinggian 1.019 meter di atas permukaan laut.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.