TAGAR.id, Jakarta - Masyarakat Indonesia perlu mengetahui cara mencegah stunting mengingat masih banyak yang belum mengetahui istilah ini.
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya. Lalu bagaimana cara cegah stunting pada anak?
kondisi tubuh anak yang pendek ini sering kali hanya dianggap sebagai faktor keturunan, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerimanya tanpa melakukan apapun dan mencari tahu bagaimana cara mencegah stunting.
Sebagai informasi, faktor keturunan atau genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang pengaruhnya paling kecil dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan.
Pada intinya stunting ini merupakan masalah yang dapat dicegah dengan mengetahui 3 cara cegah stunting berikut ini.
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
1. Perbaikan pola makan
Masalah utama stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
Istilah "isi piringku" dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Terutama untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Memperbanyak protein sangat dianjurkan dalam hal ini, dengan tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.
Dalam satu porsi makan, setengah piring perlu diisi oleh sayur dan buah, lalu setengahnya lagi diisi dengan sumber protein yang porsinya lebih banyak daripada karbohidrat.
2. Perbaikan pola asuh
Selain pola makan, stunting juga dipengaruhi oleh aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam pemberian makan bagi bayi dan balita.
Calon ibu perlu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin serta memeriksa kandungan empat kali selama kehamilan.
Bersalin di fasilitas kesehatan, melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan bersiaplah agar bayi mendapat kolostrum air susu ibu (ASI), dan berikan hanya ASI sampai bayi berusia 6 bulan.
Setelahnya, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun perlu diberikan juga makanan pendamping ASI.
Ibu juga dapat memantau tumbuh kembang anak dengan membawa ke Posyandu setiap bulannya.
Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu berikanlah hak anak untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah.
3. Sanitasi dan akses air bersih
Tidak hanya dua hal di atas, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk didalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, menyebabkan risiko ancaman penyakit infeksi.
Perlu dibiasakan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, dan juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.
Hal ini dikarenakan anak stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya namun terganggu juga perkembangan otaknya. []
Baca Juga
Pandemi Tak Hentikan Upaya Peningkatan Taraf Hidup Rakyat
Pemkot Bandung Pastikan Soal Kenaikan UMK Buruh
PKK Bandung Cegah Stunting dengan Bandung Tanginas
Dari Perdebatan Ma'ruf-Sandi, Ini Penjelasan Stunting vs Busung Lapar