Dari Perdebatan Ma'ruf-Sandi, Ini Penjelasan Stunting vs Busung Lapar

Jika stunting dialami janin yang masih di dalam kandungan, harus segera ditangani dengan segera dan tepat.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Jakarta, (Tagar 18/3/2019) - Stunting menjadi salah satu isu menarik dalam debat calon wakil presiden antara Ma'ruf Amin dengan Sandiaga Uno di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).

Perlu diketahui, stunting dan busung lapar memang disebabkan karena asupan gizi pada tubuh manusia. Namun, yang lebih mencolok adalah kurang gizi pada stunting, dapat mengakibatkan anak menjadi bertubuh pendek.

Dalam dunia medis, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan anak lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Jika stunting dialami oleh anak di bawah usia 2 tahun, bahkan saat masih di dalam kandungan, harus segera ditangani dengan segera dan tepat.

Kondisi ini lebih disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi anak, bahkan sejak anak masih di dalam rahim ibu. Selain itu, stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun tidak tercukupi.

Tanda utama stunting adalah tubuh pendek anak di bawah rata-rata. Berikut beberapa gejala dan tanda lain yang terjadi kalau anak mengalami gangguan pertumbuhan stunting:

1 Berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun.

2 Perkembangan tubuh terhambat, seperti telat menstruasi pertama anak perempuan.

3 Anak mudah terkena penyakit infeksi.

Baca juga: Salah Kaprah Stunting, Ini yang Ma'ruf Amin Terangkan ke Sandiaga Uno

Stunting tentu saja dapat menghambat dan mempengaruhi pertumbuhan anak hingga ke dewasa dan bila dibiarkan dapat menimbulkan risiko besar:

1 Mengalami kesulitan dalam belajar.

2 Kemampuan kognitifnya lemah.

3 Mudah lelah dan tidak lincah seperti anak kecil pada umumnya.

4 Risiko untuk terserang penyakit infeksi lebih tinggi.

5 Pada usia dewasa rawan terkena penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.

Busung lapar

Ketika anak-anak kurang mendapat asupan gizi dari makanan yang dikonsumsi, gizi buruk pun rentan mereka alami. Sayangnya, gizi buruk yang dialami anak bisa diperparah akibat kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit gizi buruk dan cara menanganinya.

Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu jenis dari gizi buruk. Seorang anak yang mengalami kondisi ini memiliki ciri yang khas, yaitu terdapat edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk, wajah anak membulat atau sembab pada bagian wajah, bengkak pada punggung kaki dan apabila bengkak itu ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang.

Untuk mendeteksi anak yang mengalami busung lapar, bisa dilakukan dengan menimbang berat badan anak secara teratur. Jika perbandingan berat badan dan umurnya di bawah 60 persen maka anak tersebut bisa dikatakan terindikasi busung lapar.

Dampak runtutan dari adanya busung lapar berakibatkan pada penurunan tingkat kecerdasan anak, rabun senja serta rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Menurut ketentuan WHO bila angka telah mencapai 30 persen dinyatakan tinggi dan perlu tindakan lebih lanjut.

Untuk itu diperlukan makanan yang bergizi pada anak berupa sayur mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, jagung dan kentang, juga makanan yang mengandung protein (telur, ikan daging), kemudian dianjurkan pemberian air susu ibu bagi anak berusia dari 0 bulan sampai dengan 24 bulan.

StuntingInfografis stunting. (Infografis: Tagar/Rully Yaqin)

Berita terkait