Semarang - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah tak mendukung rencana pemerintah yang membangun tanggul laut yang berfungsi juga sebagai jalan tol Semarang-Demak. Sebab infrastruktur tersebut dikhawatirkan bakal memperparah dampak banjir rob di pesisir pantai utara (Pantura).
Ketua Walhi Jateng Fahmi Bastian menyatakan pembangunan tanggul laut yang diharapkan akan menyelesaikan persoalan rob malah akan berimbas sebaliknya.
"Pembangunan tanggul laut untuk tol Semarang-Demak justru akan berdampak kepada daerah di sebelahnya seperti Jepara, Kendal, dan Semarang yang akan ikut terdampak rob," katanya kepada Tagar, Selasa, 7 Januari 2020.
Kekhawatiran Walhi bukan tanpa alasan. Hukum air, kata Fahmi, pasti mengalir ke tempat yang lebih rendah. Selain itu, pihaknya juga berkaca pada reklamasi Pantai Marina. Saat ini, dampak reklamasi sudah sangat terasa. Beberapa daerah di sebelahnya sudah mulai rob dan menenggelamkan rumah warga.
"Di pesisir Semarang, Kecamatan Tanjung Mas dan dua desa di Kabupaten Demak sudah mulai kena dampaknya," jelasnya.
Selain dampak rob yang berdampak kepada daerah lain, pembangunan jalur Tol Semarang-Demak akan membuat aktivitas penambangan di Jawa Tengah semakin menjamur.
Di pesisir Semarang, Kecamatan Tanjung Mas dan dua desa di Kabupaten Demak sudah mulai kena dampaknya.
Berdasarkan data Energi Mineral dan Batubara Provinsi Jawa Tengah, sepanjang 2019 mengalami lonjatan angka kegiatan tambang. Sebanyak 363 izin tambang telah tercatat oleh Dinas ESDM Jawa Tengah.
Kepala Bidang Energi Mineral dan Batubara Jawa Tengah Agus Sugi mengatakan, sebab menjamurnya izin pertambangan dikarenakan Jawa Tengah sedang gencar-gencarnya membangun infrastrukur.
"Berdasarkan Data Bidang Energi Mineral dan Batubara Jawa Tengah, izin penambangan mengalami peningkatan, yakni pada tahun 2016 terdapat 153 izin, 2017 ada 167 izin, 2018 yakni 193 izin dan 2019 naik menjadi 363 izin tambang," kata dia.
Untuk diketahui, Tol Semarang-Demak akan dibangun sepanjang 27 Km oleh konsorsium PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak. Infrastruktur ini akan menelan investasi sebesar Rp 15,3 triliun.
Tol diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi banjir dan rob yang kerap terjadi di Kota Lama Semarang maupun di ruas jalan nasional Pantura. Tak hanya menimbulkan kemacetan dan mengganggu perekonomian warga sekitar Genuk dan Kaligawe dan tapi juga kawasan industri di sekitamya.
Secara teknis, tol Semarang-Demak memiliki empat simpang susun, yakni Kaligawe, Terboyo, Sayung, dan Demak. Pembangunan tol akan berlangsung selama dua tahun, rampung 2022. Kebutuhan lahan mencapai 1.887.000 meter persegi dan dibagi dua seksi, yakni seksi I Kota Semarang dan seksi ll Kabupaten Demak. []
Baca juga:
- Berziarah ke Makam Tenggelam di Semarang
- Banjir Rendam Bawang Merah di Brebes dan Tegal
- Ganjar Yakin 3 Rumah Pompa Atasi Banjir Pekalongan