Brebes - Ratusan hektar lahan pertanian bawang merah di Kabupaten Brebes dan Kota Tegal, Jawa Tengah terendam banjir usai hujan lebat pada Selasa sore, 31 Desember 2019. Petani terpaksa melakukan panen dini agar tidak mengalami kerugian yang lebih banyak.
Di Kabupaten Brebes, lahan pertanian yang terendam banjir di antaranya berada di Kecamatan Brebes, Wanasari, dan Bulakamba. Ketinggian banjir berkisar 50 hingga 100 sentimeter.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Kabupaten Brebes Juwari mengungkapkan, lahan pertanian yang terendam banjir di tiga kecamatan tersebut mencapai 300 hektar.
Kerugian yang dialami petani bisa mencapai Rp 50 juta per hektar.
Ratusan hektar sawah tersebut mulai terendam banjir sejak Rabu 1 Januari 2020 dini hari usai hujan lebat mengguyur wilayah Brebes sore hari sebelumnya.
"Selain hujan deras, sungai juga meluap ke lahan pertanian. Rata-rata bawang merah yang terendam banjir baru berumur belum sampai satu bulan," kata Juwari, Rabu, 1 Januari 2019.
Menurutnya, lahan pertanian bawang merah yang terendam banjir dipastikan gagal panen. Pasalnya, tanaman bawang merah rentan membusuk jika tergenang air.
"Kerugian yang dialami petani bisa mencapai Rp 50 juta per hektar. Petani hanya bisa pasrah karena umurnya belum sampai sebulan," ujar dia.
Banjir akibat curah hujan yang tinggi juga menggenangi ratusan hektar lahan pertanian bawang merah di Kota Tegal. Di antaranya di Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kecamatan Tegal Selatan.
Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani Akur Jaya Tani Kelurahan Kalinyamat Kulon, Asmawi Aziz, banjir membuat petani terpaksa melakukan panen dini dengan harapan tanaman bawang merahnya masih bisa diselamatkan meski jika dijual belum tentu laku. Normalnya, bawang merah baru bisa dipanen saat umurnya sudah tiga bulan.
"Rata-rata usinya masih muda, antara 30-35 hari. Karena kondisi banjirnya yang kemungkinan tidak mungin surut, akhirnya terpaksa dipanen dini. Karena kalau sudah terendam satu hari, itu langsung busuk," ujar Asmawi.
Asmawi menyebut luas lahan pertanian bawang merah yang terendam banjir mencapai 50 hingga 150 hektar. Kerugian yang ditimbulkan diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
"Kerugian kalau dihitung satu hektar Rp 150 juta. Untuk memanen dini juga perlu biaya mahal untuk membayar tenaga kerja. Musim hujan seperti ini nyari tenaga kerja susah, jarang ada yang mau," ungkapnya.
Asmawi menambahkan petani hanya bisa pasrah dengan kondisi tanaman bawangnya yang terendam banjir dan nyaris membusuk. Namun petani berharap pemerintah membuat saluran air baru untuk mencegah banjir terulang.
"Saluran yang ada saat ini sudah mampet imbas pembangunan jalur ganda rel kereta api. Petani inginnya dibangun saluran lagi di sisi selatan rel agar tidak banjir," tutur dia.
Baca juga:
- Banjir Jadi Kolam Renang Dadakan di Sawah Besar
- Tips Hadapi Banjir Awal Tahun 2020
- 4 Kecamatan di Lebak Banten Dikepung Banjir