Jakarta - Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudi menilai Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto sedang melancarkan strategi politik khusus ketika bertandang ke markas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) beberapa waktu lalu.
Merupakan langkah untuk bisa menitipkan kader-kadernya untuk bisa maju dalam Pilkada.
Menurut Ujang, Tommy ingin partainya hadir dalam helatan pesta demokrasi terdekat di Indonesia. Namun, terkendala lantaran belum mempunyai wakil di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Sebab itu Tommy membutuhkan 'perahu' lewat pendekatan berteman dengan partai politik lain agar Berkarya dapat ikut menyemarakan atau menyodorkan nama kadernya menjadi calon Bupati, Wali Kota atau Gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020. Tommy, kata dia, membutuhkan dukungan partai yang memiliki kursi di DPRD.
"Makanya berteman dengan PKS merupakan langkah untuk bisa menitipkan kader-kadernya untuk bisa maju dalam Pilkada," kata Ujang kepada Tagar pada Minggu 24 November 2019.
Taktik Tommy Soeharto itu diluncurkan lantaran Berkarya meraih hasil tak maksimal ketika Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Raupan suara Berkarya tak menembus ambang batas parlemen atau parlementary treshold sebesar 4 persen.
Berkarya hanya menghasilkan 2.929.495 suara atau 2,09 persen, di bawah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan 2.650.361 suara atau 1,89 persen, dan Partai Perindo dengan 3.738.320 suara atau 2,67 persen.
Ujang mengatakan Tommy akhirnya mengerahkan energi untuk memaksimalkan arah politik partainya ke depan. Bila tidak dilakukan, Berkarya akan menjadi penonton dalam penentuan calon pengganti 271 kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada 2022 dan 2023.
"Partainya kan tak lolos ke DPR, bahkan perolehan suara di daerah pun (DPRD) tak memuaskan. Oleh karena itu, taktik dan strategi Tommy untuk berteman dengan PKS merupakan langkah yang tepat," ucap Ujang.
Langkah Tommy Soeharto baru sampai Pilkada 2020. Untuk kontestasi Pemilihan Presiden 2024, kata Ujang, arah Partai Berkarya melihat dinamika politik yang dijalankan Tommy dan Ketua Dewan Pertimbangan Berkarya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.
Bila tak apik memainkan taktik, Berkarya akan kalah saing dengan partai lainnya yang tak menembus ambang batas pada Pemilu 2019. "Partai Berkarya harus nembus parlemen dulu, agar bargaining politiknya kuat dan besar. Sehingga bisa menjadi partai yang diperhitungkan," kata Ujang
Diketahui petinggi Partai Berkarya berkunjung ke DPP PKS, di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa sore 19 November 2019. Kedatangan Tommy Soeharto, Titiek Soeharto, Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso, dan deretan petinggi Berkarya langsung disambut Presiden PKS Sohibul Iman.