SMPN 10 Semarang Sediakan Kelas Atlet Berprestasi

KONI kota Semarang menyiapkan program khusus Olahraga (KKO) bagi murid berprestasi.
Ketua KONI Kota Semarang Arnaz Agung Andrarasmara menyampaikan ada program KKO untuk atlet berprestasi di SMPN 10 Semarang, Jawa Tengah. (Foto : Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Semarang menyiapkan program kelas khusus olahraga (KKO) untuk pembinaan atlet berprestasi. Menggandeng Pemkot Semarang, KKO akan disediakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10.

“Sebagai rencana, KKO nanti ada di SMP 10,” kata Ketua KONI Kota Semarang Arnaz Agung Andrarasmara usai pelantikan pengurus KONI Kota Semarang periode 2019 - 2023 di kompleks Balai Kota Semarang, Jumat 5 Juli 2019.

Kepada Tagar, Arnaz menargetkan KKO bisa segera terealisasi. Terlebih tahun ajaran baru 2019/2020 untuk SMP akan segera dimulai bulan Juli ini. “Bismillah segera mas. Karena sudah dapat persetujuan dari Dinas Pendidikan, tinggal teknisnya,” ujar dia.  

Secara garis besar, program KKO di SMPN yang berlokasi di kawasan Jalan Menteri Supeno itu akan menampung siswa yang mempunyai prestasi di bidang olahraga. “Siswa yang terpilih akan berada dalam satu kelas khusus dan mendapat banyak fasilitas dan pengawasan dari pelatih sesuai cabor (cabang olahraga) masing-masing,” jelas dia.

Baca juga: MXGP 2019 Semarang, Honda atau KTM?

Salah satu fasiltas yang akan diterima para siswa atlet tersebut adalah kemudahan akses untuk berlatih dan mengikuti kejuaraan yang diprogram induk organisasi tiap cabor. “Insya Allah tidak melalu proses yang berbelit untuk masuk sekolah. Dan keringanan izin bila ada latihan dan pertandingan,” tuturnya.

Pria yang juga Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Kota Semarang ini menambahkan setidaknya 13 cabor yang menjadi unggulan, menjadi target dalam program KKO. Yakni taekwondo, senam, renang, karate, pencak silat, judo, panahan, gulat, atletik, tenis meja, tenis lapangan, sepak takraw dan bola voli pasir.

Even kejuaran semacam Popda, Kejurda, Popnas, Kejumas dan Asean School Games akan menjadi ruang lingkup dan tolok ukur keberhasilan KKO.

Selain program KKO, KONI Semarang dibawah kepengurusan Arnaz juga menggagas pembuatan database keolahragaan berbasis online. Penyediaan aplikasi tersebut guna menunjang program pembinaan olahraga sekaligus menyesuaikan pesatnya perkembangan informasi teknologi di era industri 4.0 saat ini.

“Pada tahap awal, kami akan menganalisa kebutuhan lalu mengumpulkan data sekaligus merancang sistem. Lalu setelah itu melakukan pengujian dan pengembangan dilanjutkan implementasi,” jelas dia.

Aplikasi ini akan mengunggah jumlah atlet tiap cabor, jumlah pelatih dan jumlah wasit. Juga memiliki data sarana dan prasarana penunjang masing-masing cabor. 

Secara rinci, database keolahragaan yang akan dapat diakses melalui smartphone ini, juga menampilkan data masing-masing atlet, pelatih dan juga wasit. Bahkan prestasi atlet, sertifikasi pelatih dan wasit juga bisa terpantau.

Arnaz berharap KONI menjadi organisasi yang benar-benar transparan dan akuntabel. Dengan demikian  dapat terhindar dari berbagai persoalan yang dapat menghambat kemajuan para atlet. Karenanya ia melakukan penguatan di bidang hukum dan pengawasan ketat dari internal untuk realisasi anggaran.

Wali Kota Semarang Meminta Koni Siapkan Sarana dan Prasarana

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan hasil pembinaan atlet dilihat dari berkembangnya prestasi yang diraih. “Bisa membanggakan kota dan bangsa. Nah ini yang menjadi tantangan dari KONI maupun organisasi tiap cabor untuk mengelolanya,” kata dia.

Untuk menjawab hal itu, Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini meminta KONI menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan atlet dan pelatih. Seperti sarana latihan harus siap, tempat berlatihnya harus ada, pelatih harus punya standar yang memenuhi syarat untuk bisa membina atlet menjadi lebih baik. “Pelatih harus sering disekolahin,” ujar dia.

Jam terbang bertanding atlet juga harus diprogram, tidak hanya kelas lokal tapi juga nasional atau bahkan internasional. “Kalau itu terpola dengan baik maka akan muncul atlet-atlet handal dari Kota Semarang,” sambung Hendi

Tak kalah penting adalah program paska tidak lagi menjadi atlet. “Apa yang harus dilakukan setelah tidak lagi jadi atlet. Karena masih sering terjadi kisah sedih, jadi juara olimpiade tuanya jadi apa, juara tinju tuanya jadi apa,” pungkas dia. []

Baca juga: 4.128 Peserta Ikuti Semarang Night Carnival 2019

Berita terkait
0
Pemimpin G7 Janjikan Dana Infrastruktur Ketahanan Iklim
Para pemimpin dunia menjanjikan 600 miliar dolar untuk membangun "infrastruktur ketahanan iklim" perang Ukraina juga menjadi agenda utama