RTA Minta DPRA dan Pemerintah Aceh Berpolitik Santun

Semua pihak yang berkepentingan di Aceh untuk saling menahan diri dan tidak berspekulasi politis dengan narasi-narasi provokatif.
Ketua RTA, Marbawi Yusuf saat memberi keterangan dalam konferensi pers di salah satu warung kopi di Banda Aceh, Aceh, Selasa, 22 September 2020. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Rabithah Taliban Aceh (RTA) meminta Pemerintah Aceh dan DPRA untuk saling menghargai dan mengedepankan komunikasi politik yang santun, elegan, modern, dan edukatif dalam mewujudkan pembangunan di Tanah Rencong.

Ketua RTA, Marbawi Yusuf mengatakan, pihaknya juga meminta semua pihak yang berkepentingan di Aceh untuk saling menahan diri dan tidak berspekulasi politis dengan narasi-narasi provokatif yang mengakibatkan perpecahan di tengah masyarakat yang sedang menghadapi pandemi.

“Sehingga hal-hal yang tidak kita inginkan tidak terjadi di tengah polemik antara eksekutif dan legislatif,” ujar Marbawi Yusuf dalam konferensi pers di Banda Aceh, Aceh, Selasa, 22 September 2020.

Baca juga: Plt Gubernur Aceh Dinilai Tak Hargai DPRA

Terkait polemik proyek multiyears, kata Marbawi, RTA memandang selama proyek tersebut memberi manfaat pada rakyat, maka pihaknya mendukung penuh. Hal ini terlepas dari kepentingan-kepentingan yang menyeleweng dari sekelompok orang.

Sehingga hal-hal yang tidak kita inginkan tidak terjadi di tengah polemik antara eksekutif dan legislatif.

“Tetapi selama multiyears itu dirasakan oleh masyarakat bawah dan kepentingan bawah, maka RTA mendukung sepenuhnya,” kata Marbawi.

Sedangkan terkait penanganan pandemi, ujarnya, RTA meminta semua pihak untuk terus berikhtiar dan memohon doa pada Allah SWT. Menurutnya, Pemerintah Aceh selama ini telah melakukan langkah-langkah sebagai bagian dari ikhtiar tersebut.

“Selama ini yang dilakukan pemerintah kan tahapan tataran ikhriari, ketika diberlakukan protokol kesehatan, dan itu di sisi pandagan agama suatu kewajiban bagi kita, yang dilakukan pemerintah hari ini, walaupun belum semaksimal mungkin, tapi sudah dijalankan,” ujarnya.

Marbawi menyebut bahwa ada sebagian masyarakat tak percaya adanya virus itu. Meski demikian, sebagai seorang hamba, maka disarankan untuk terus berikhtiar agar terbebas dari penyakit tersebut.

“Bagi kita selaku seorang hamba, kewajiban untuk berikhtiari, terlepas dari pada apa itu sebuah propaganda, yang dilakukan itu terlepas. Tetapi ketika penyakit itu melanda, hari ini terbukti, maka kewajiban kita tetap untuk berikhtiari,” tutur Marbawi.

Baca juga: DPR Aceh Ketok Palu Batalkan Proyek Multiyears

“Apa yang dilakukan pemerintah sudah benar, cuma ini masih di dalam tahapan penanganan, belum selesai sebenarnyua Covid-19 ini, mudah-mudahan cepat selesai. Makanya terhadap dana recofusing kemarin, kita tunggulah, kita beri luang kepada pemerintah supaya ini selesai, nanti kalau sudah selesai, sama-sama kita minta pertanggung jawaban,” ujarnya. []

Berita terkait
Terjebak Kebakaran di Ruko, Ibu dan 2 Anak Meninggal di Aceh
Kebakaran ruko di Bireuen, Aceh mengakibat seorang ibu dan kedua anaknya meninggal dunia.
Pemain Persiraja Banda Aceh Tes Swab Jelang ke Sleman
Pemain dan ofisial Persiraja Banda Aceh menjalani tes swab. Mereka dites sebelum ke Sleman yang jadi markas baru Persiraja saat Liga 1 digulirkan.
Upah Rp 20 Juta Kurir Sabu asal Aceh Kandas di Medan
Upah Rp 20 juta seorang kurir sabu asal Aceh, kandas di Kota Medan setelah ditangkap kepolisian.
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya