Pernah Jual Pepaya dan Sopir, Kini Anggota DPRD Sumut

Sebelum menjadi anggota DPRD di Binjai dan provinsi, Zainuddin Purba pernah jualan pepaya ke Pasar Horas di Kota Pematangsiantar.
Anggota DPRD Sumatera Utara, Zainuddin Purba. (Foto: Tagar/Jufri Pangaribuan)

Binjai - Siapa yang tidak mengenal Zainuddin Purba di Kota Binjai, Sumatera Utara. Ya, saat ini Zainuddin yang sering dipanggil Pak Uda itu telah menjadi anggota DPRD Sumatera Utara.

Sebelum menjadi anggota legislatif di tingkat daerah dan provinsi, Pak Uda ini pernah jualan pepaya ke Pasar Horas di Kota Pematangsiantar.

"Aku kumpul Pepaya dari Binjai dan Langkat. Terus aku jual ke Siantar," kata pria kelahiran 2 Februari 1976 silam itu kepada Tagar beberapa waktu lalu.

Sembari mengenang masa sewaktu 'susah' dia bercerita juga pernah menjadi sopir di salah satu bank di Kota Binjai.

"Makanya banyak orang Bank Sumut bilang, bisa juga sopir bank jadi anggota dewan yah," ungkapnya dengan senyum khasnya.

Lahir di Desa Pasar 8 Namuterasi, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, ternyata Zainuddin sudah terbiasa menghadapi kerasnya kehidupan.

Pada saat umur 7 tahun, dia sudah ditinggal pergi oleh sang ayah. "Saya dididik dan dibesarkan seorang ibu yang taat dalam ajaran agama Islam," kenangnya.

Semasa kecil bapak tiga anak itu harus 'menjual' tenaga sebagai pekerja upahan bersama sang ibu. Sembari bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tidak lupa sekolah.

Pria berkulit hitam manis itu bersekolah di SD 020262 Desa Namuterasi, Langkat. Setelah 6 tahun menimba ilmu, pada tahun 1986, ia melanjutkan sekolah di SMP Swasta Nasional di Desa Namuterasi Langkat.

"Saat SMA lah aku baru pindah ke Kota Binjai. Aku sekolah di SMA Negeri 3 Binjai," sebut Pak Uda yang kini menetap di Jalan Sei Bangkatan, Lingkungan 2, Kelurahan Tanah Seribu, Binjai Selatan.

Setelah selesai menyelesaikan SMA, Zainuddin tidak langsung kuliah. Dia memilih tinggal bersama abang kandungnya, Azharudin Harahap alias Zahar. Tokoh pemuda dan masyarakat yang sangat disegani masyarakat Binjai.

Setelah bersama Zahar, kakek satu cucu, itu di digembleng lebih matang. Kemudian, tahun 2000 Zainuddin mendaftar kuliah di Perguruan Tinggi Islam Al-Hikmah, Medan.

"Setelah 5 tahun akhirnya saya punya gelar, Sarjana Hukum," kata suami Peratenta beru Tarigan tersebut.

Sembari kuliah, mulai bergabung dengan organisasi kepemudaan. Di sana, kariernya terus menanjak. Dia memimpin organisasi selama 10 tahun.

Saya akan unjuk rasa tunggal di halaman Polda Sumut untuk menuntut Kapolres agar tidak main-main dalam penegakan hukum galian C ini

Zainuddin juga mulai bergabung dengan partai politik. Di situlah karier politiknya mulai berkembang. Dia berhasil masuk ke gedung parlemen.

"Saat menerima SK itu. Bahagia kali rasanya. Bahkan waktu tidur pun, aku peluk terus SK itu," kata pria yang hobi berolahraga lari tersebut.

Zainuddin Purba dan keluargaZainuddin Purba dan keluarga. (Foto: Tagar/Jufri Pangaribuan)

Zainuddin kemudian dipercaya sebagai ketua Partai Golkar di Kecamatan Binjai Selatan. Dia juga diberi kepercayaan memimpin induk organisasi kepemudaan di Kota Binjai, yakni Ketua KNPI Binjai.

Pada tahun 2010 hingga saat ini, dia terus dipercaya untuk memimpin Partai Golkar Kota Binjai. Dengan sentuhan tangan dinginnya, dia berhasil mengantarkan Partai Golkar sebagai pemenang pemilihan legislatif dua periode yakni Pileg 2014-2019 dan Pileg 2019-2024.

Zainuddin pun dipercaya masyarakat Kota Binjai selama tiga periode duduk di gedung DPRD. Kini, pria yang tidak sanggup melihat kesusahan masyarakat itu terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Dia berpesan, anak-anak muda, sekalipun terlahir dari keluarga kurang mampu, agar tidak putus asa. "Jalani hidup ini dengan kuat, semangat dan benar. Kita akan dapat meraih kesuksesan," katanya.

Demo di Polda

Sebelumnya, Pak Uda mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa tunggal di depan Polda Sumatera Utara, melihat lambannya kepolisian di Binjai mengungkap tambang ilegal di daerah tersebut.

Polres Binjai melakukan penggerebekan di tambang ilegal terbesar di Kota Binjai pada Selasa 17 September 2019.

Mantan Ketua DPRD Binjai itu menilai, pengusaha tambang ilegal tidak menghargai aparat penegak hukum, karena kembali beroperasi pasca digerebek pada Senin 20 Agustus 2019 lalu.

"Berarti setelah digerebek bulan lalu, mereka kembali beroperasi," ujar Zainuddin, Selasa 17 September 2019.

Politikus Partai Golkar itu berharap, agar polisi serius menangani kasus perusakan lingkungan dan menangkap pengusaha tambang.

"Jangan hanya pekerjanya saja yang ditangkap. Pengusahanya juga harus, karena dialah penyebabnya ini semua," ungkap Zainuddin yang akrab dipanggil Pak Uda itu.

Dia mengingatkan, jika Polres Binjai tidak mengungkap dalang dan menutup permanen tambang ilegal tersebut, maka dia akan menyurati Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto.

Selain itu, dia mengaku siap melakukan aksi unjuk rasa sendiri di depan Mapolda Sumatera Utara di Tanjung Morawa selama tiga hari berturut-turut, menuntut Kapolres Binjai benar-benar serius mengusut kasus ini.

"Saya akan unjuk rasa tunggal di halaman Polda Sumut untuk menuntut Kapolres agar tidak main-main dalam penegakan hukum galian C ini," sebutnya.[]


Berita terkait
Diselimuti Kabut Asap, Kualitas Udara Binjai Tak Sehat
Kualitas udara di Kota Binjai, Sumatra Utara, masuk kategori tidak sehat setelah diselimuti kabut asap walau tidak tebal.
Polisi Gerebek Tambang Ilegal Terbesar di Binjai
Tambang ilegal dan galian C di Kota Binjai, Sumatera Utara, kembali digerebek polisi setempat.
Anggota DPRD Sumut Ini Ancam Demo Sendirian di Polda
Mantan Ketua DPRD Binjai itu menilai, pengusaha tambang ilegal tidak menghargai aparat penegak hukum.
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.