Perjuangan Dokter RSUA Melawan Covid-19 Minim APD

Di tengah pandemi Covid-19, para tenaga medis harus berjuangan dengan keterbatasan dan minimnya APD.
Juru bicara Satgas Corona RSUA Alfian Nur Rosyid. (Foto: Dokumen Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya – Para tenaga medis menjadi garda terdepan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. Bahkan mereka rela tak bertemu keluarga, hingga menahan lapar dan kencing demi bisa tetap berada di balik alat pelindung diri (APD).

Jubir Tim Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya dr Alfian Nur Rasyid menceritakan perjuangan para tenaga medis di sana. Ia mengatakan ada beberapa hal tidak bisa dilakukan dan terpaksa ditahan oleh tenaga medis saat mengenakan APD dan berada di ruang isolasi.

Kalau masuk ruangan ya harus tahan, baik kamar mandi untuk pipis atau haus ya harus tahan. Kita dibatasi, karena untuk penghematan APD.

Ia menjelaskan para tenaga medis atau dokter sedang mengenakan APD harus menahan dahaga hingga menahan saat ingin buang air kecil dan hajat. Hal tersebut terpaksa dilakukan, karena keterbatasan APD di RSUA. Serta pemakaiannya juga dibatasi saat di ruang isolasi.

"Kalau masuk ruangan ya harus tahan, baik kamar mandi untuk pipis atau haus ya harus tahan. Kita dibatasi, karena untuk penghematan APD," kata Alfian saat dikonfirmasi Tagar, Selasa 14 April 2020.

Alfian menjelaskan, untuk mempersiapkan diri sebelum mengenakan APD, para tenaga medis dan dokter harus mempersiapkan beberapa hal. Seperti mencukupi kebutuhan gizi pada tubuh mereka dan ke kamar kecil terlebih dulu sebelum memakai APD dan masuk ke ruang isolasi.

"Jadi sebelum menggunakan hazmat ya kita makan dulu, gizinya dipersiapakan. Nanti setelah itu kita masuk. Terus saat keluar bersih diri (mandi), kita makan lagi," kata dia.

Tak hanya itu, Alfian menyampaikan, saat menggunakan APD juga harus tahan panas. Karena seluruh tubuh dari kepala hingga kaki tertutup. Sebab mereka harus mengenakan masker N95 atau makser beda, pelindung mata, face shield, gawn, celemek atau apron, sarung tangan, pelindung kepala dan sepatu pelindung.

"Pastinya di dalam APD itu sumuk (panas), gerah panas rasanya. Selama di dalam ya sumuk, enggak nyaman," ujar dia.

Saat menggunakan APD jenis face shield, menurut Alfian, tenaga medis tak jarang merasa pusing. Bahkan bekas karet masker atau pelindung mata di wajah bisa membuat iritasi.

"Face shield, bikin pusing karena karetnya nekan dikepala. Jadi nggak nyaman. Kalau bekas di kulit, kita konsultasi ke dokter kulit kalau ada iritasi di muka biar diberikan terapi sama dokter kulitnya," ucap dia.

Namun, Alfian mengatakan penggunaan APD tidak boleh terlalu lama. Ia menjelaskan penggunaan APD dibatasi dengan waktu kurang lebih enam sampai delapan jam. Selama mengenakan pakaian tersebut tidak boleh sobek, atau dirasa masih aman.

Setelah itu, para dokter juga harus memperhatikan beberapa hal sebelum keluar dari ruang isolasi pasien. Tenaga medis terlebih dulu melepas APD di ruang anteroom (ruang bersih dalam). Setelah dilepas, APD langsung dibuang ke tempat sampah khusus.

"Kan di dalam ruangan isolasi, kalau menggunakan APD ada ruangan anteroom jadi diantara ruangan umum dan pasien. Kalau sudah selesai hazmatnya dilepas biasa ditinggal di anteroom terus dibuang ke tempat sampah khusus, karena sekali pakai dan keluar dari sana," papar Alfian.

Setelah melepas APD dan keluar dari anteroom, tenaga medis bisa langsung istirahat. Hingga nantinya akan ada panduan melepas APD sebelum bisa pulang dan meninggalkan rumah sakit. Banyak cara menurut Alfian bisa dilakukan oleh para dokter untuk tak tertular virus corona.

"Setelah melepas APD bisa istirahat. Nanti ke depan akan ada panduan baru melepas APD, masuk, ganti baju, mandi, dan bisa pulang," kata dia.

Pemkab Banyuwangi Berdayakan UMKM Pesan 1 Juta Masker

Sementara itu Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memesan satu juta masker kain untuk pencegahan penyebaran virus corona. Masker kain itu diproduksi oleh ratusan UMKM dan penjahit setempat untuk dibagikan gratis ke masyarakat.

”Sesuai rekomendasi WHO, semua orang baik sakit maupun sehat disarankan memakai masker, terutama ketika berkegiatan di luar rumah. Maka Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi terus membagikan masker kain kepada masyarakat. Masker-masker itu dipesan dari UMKM konveksi lokal,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melalui keterangan tertulisnya.

Adapun model atau maskernya telah dipandu dinas terkait, sehingga bisa memenuhi standar yang dibutuhkan untuk mengurangi potensi penularan virus.

”Dengan melibatkan UMKM, ini sekaligus memberdayakan konveksi-konveksi lokal yang saat ini ordernya menurun karena wabah Covid-19,” tambah Anas.

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Nanin Oktaviantie menambahkan pada tahap awal pihaknya memesan 500 ribu masker. Setelah itu baru 500 ribu masker tahap dua, sehingga total 1 juta masker.

Pendistribusian akan dilakukan berdasarkan pesanan yang sudah jadi alias tidak menunggu semua proses pengerjaan masker rampung dilakukan. Sejauh ini sudah sekitar 27 ribu masker kain dibagikan seperti ke pedagang pasar dan warga di beberapa ruas jalan.

”Kita harap 500 ribu masker tahap pertama selesai dalam 10 hari ke depan. namun untuk distribusinya tidak menunggu semua selesai. Pesanan di UMKM mana yang sudah jadi, langsung didistribusikan ke masyarakat. Distribusi ke depan akan dilakukan melalui kecamatan dan desa/kelurahan,” ujarnya. []

Berita terkait
Khofifah Puji Magetan Hambat Penyebaran Covid-19
Keberhasilan Pemkab bersama Satgas Penanggulangan Covid-19 Magetan adalah turunnya jumlah PDP dan positif Covid-19.
15 Tenaga Medis RSM Kediri Mengisolasi Diri
RS Muhammadiyah Kota Kediri terpaksa mengisolasi 15 tenaga medisnya karena menangani pasien tidak jujur terinfeksi Covid-19.
Covid-19, Pemkot Malang Tunda Proyek Pembangunan
Pemkot Malang menunda sejumlah mega proyek karena harus melakukan realokasi anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.