Khofifah Puji Magetan Hambat Penyebaran Covid-19

Keberhasilan Pemkab bersama Satgas Penanggulangan Covid-19 Magetan adalah turunnya jumlah PDP dan positif Covid-19.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak saat jumpa pers update Covid-19 di Gedung Grahadi Surabaya, Senin, 12 April 2020. (Foto: Pemprov Jatim/Tagar)

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Magetan berhasil menghambat penyebaran Covid-19 atau virus corona. Padahal daerah ini menempati urutan kedua setelah Surabaya dalam kasus pasien positif.

Khofifah menyebut pasien positif di Magetan berawal dari klaster atau kelompok penyebaran Covid-19 kasus di Solo. Awalnya, kata mantan Menteri Sosial ini, ada 10 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Magetan. Namun dalam perkembangannya tersisa satu orang masih dirawat.

Kesuksesan Kabupaten Magetan ini tak lepas dari hasil tracing dilakukan secara massif.

Sementara delapan orang dinyatakan sembuh. Sisanya yakni satu orang meninggal dunia. Tak hanya itu saja, Pemkab Magetan dan Satgas Covid-19 berhasil menghambat laju pertambahan kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari 26 orang turun menjadi 16 orang.

“Kesuksesan Kabupaten Magetan ini tak lepas dari hasil tracing dilakukan secara massif. Kemudian ditindaklanjuti dengan langkah intensif berupa isolasi mandiri untuk mencegah penularan dan perkembangan sebaran Covid-19 semakin meluas,” tegas Khofifah saat merilis update perkembangan Covid-19 di Jatim, di Gedung Grahadi, Senin 13 April 2020.

Khofifah membeberkan bahwa pasien positif di Jatim bertambah 52 orang. Dengan begitu, total saat ini ada 438 orang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Tambahan itu yakni 28 pasien berasal dari Surabaya, delapan orang dari Sidoarjo, empat orang Tulungagung, tiga orang masing-masing dari Gresik dan Jombang. Selain itu, dua kasus dari Bojonegoro, Kabupaten Kediri, Lamongan, Tuban dan Kabupaten Mojokerto masing-masing satu kasus.

“Hari ini tercatat Kabupatan Mojokerto masuk zona merah. Padahal sebelumnya zona kuning, karena hari ini sudah mulai terjangkit dan sudah ada kasus positit Covid-19,” ujarnya.

Sementara pasien yang sembuh bertambah tujuh pasien sehingga totalnya ada 76 orang atau 17,35 persen yang terkonversi negatif. Tujuh orang yang sembuh itu dari empat orang dari Surabaya.

Sisanya masing-masing satu orang dari Gresik, Sidoarjo, dan Situbondo. Dengan begitu, total pasien sembuh dari Covid-19 di Jatim 76 orang, atau setara dari total kasus Covid-19.

Sedangkan pasien yang meninggal ada 11 orang yang meninggal sehingga totalnya ada 40 orang meninggal atau 9,13 persen. Diantaranya sembilan orang dari Surabaya dan dua dari Sidoarjo.

Sementara untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim kembali bertambah menjadi 1.447 orang, dari sebelumnya hanya 1.383 orang. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) saat ini sebanyak 14.423 dari sebelumnya 14.092 orang.

Dalam kesempatan itu Khofifah mengapresiasi para kepala desa dan lurah di Jatim yang terus menambah ruang isolasi (observasi) berbasis desa/kelurahan.

“Berdasarkan data yang masuk, sekarang sudah ada 5.053 atau setara 59,3 persen dari jumlah desa/kelurahan yang ada di Jatim yang memiliki ruang observasi berbasis desa/kelurahan. Saya mengucapkan banyak terima kasih,” tuturnya.

Pemprov BaliGubernur Bali I Wayan Koster saat Rakor dengan kepala daerah se-Bali untuk penanganan Covid-19. (Foto: Pemprov Bali/Tagar)

Bali Belum Perlu PSBB

Sementara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan belum waktunya mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti dilakukan sejumlah daerah lain.

"Langkah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih belum perlu atau masih sangat jauh. Mengacu pada aturan, PSBB diterapkan bila terjadi kasus sangat banyak di suatu wilayah, tingkat penyebaran sangat tinggi dan banyak korban jiwa," ujar Koster saat Rakor dengan Bupati/Walikota se-Bali di Ruang Pertemuan Jayasabha, Denpasar Senin, 13 April 2020.

Wayan Koster mengatakan Rakor digelar bertujuan merapatkan barisan untuk memperkuat dan mengoptimalkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Koster mengaku bila mencermati data, dari total kasus positif, sebagian besar adalah imported case yang dibawa oleh mereka yang memiliki perjalanan ke luar negeri atau luar daerah.

”Secara akumulatif, angkanya memang naik. Tapi perlu kita syukuri, transmisi lokal jumlahnya sangat kecil. Itu artinya kasus di Bali berbeda dengan daerah lain. Kecilnya angka transmisi lokal mengindikasikan bahwa penularan di masyarakat dapat dikendalikan. Ini juga berarti masyarakat kita disiplin menjalankan imbauan,” tuturnya. [] 

Berita terkait
Polisi Tak Menahan Turis Pesta di Bali yang Viral
Polres Badung mendatangi villa tempat para turis melakukan pesta di tengah pandemi Covid-19.
Covid-19, Pemkot Malang Tunda Proyek Pembangunan
Pemkot Malang menunda sejumlah mega proyek karena harus melakukan realokasi anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19.
15 Tenaga Medis RSM Kediri Mengisolasi Diri
RS Muhammadiyah Kota Kediri terpaksa mengisolasi 15 tenaga medisnya karena menangani pasien tidak jujur terinfeksi Covid-19.