Jakarta - Nama menteri muda asal Malaysia, Syed Saddiq Abdul Rahman kembali menjadi pembicaraan publik di Tanah Air, usai menjadi korban kerusuhan antar suporter pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Indonesia dan Malaysia.
Melalui media sosial Instagram, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia itu menuding sejumlah pendukung Timnas Indonesia melempari suporter Harimau Malaya dengan besi, botol, dan suar atau petasan berkali-kali.
Ia juga mengatakan bahwa Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) akan melaporkan tindakan kurang menyenangkan itu ke Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Siaran Media: FAM Akan Mengemukakan Laporan Insiden di Jakarta Malam Tadi Kepada FIFA & AFC
— FA Malaysia (@FAM_Malaysia) September 6, 2019
Baca penuh siaran media di https://t.co/SHehmevNgR#FAM #HarimauMalaya #AsianQualifiers pic.twitter.com/CybBsBnH1f
Lahir di Johor pada 6 Desember 1992, Syed telah berkecimpung di kancah politik negeri Malaysia sejak belia. Saat usianya baru menginjak 23 tahun, ia telah dipercaya menjadi Ketua Pemuda di Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) besutan politikus senior Mahathir Mohamad.
Jebolan International Islamic University Malaysia dan Perguruan Tinggi Militer Kerajaan Malaysia itu juga merupakan pelatih juru debat dan ceramah kelas Internasional di berbagai negara seperti China, Indonesia, Qatar dan Filipina.
Atas keahliannya itu, ia pernah dijuluki oleh media sebagai Asia's Top Debater atau Pendebat Paling Top Se-Asia.
Baca juga: Grace Natalie: Akan Ada Banyak 'Syed Saddiq' di Indonesia
Selain memiliki kemampuan debat yang mumpuni, Syed juga merupakan kolumnis di beberapa media seperti Malaysia Today dan Free Malaysia Today.
Kendati memiliki karier cemerlang, Syed bukan tergolong siswa yang rajin dalam bidang akademis dan justru lebih banyak bermain game saat masih duduk dibangku sekolah. Hal itu diakuinya saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Future Fest pada Maret 2019.
Di sana saya enggak bisa nakal, apa pun yang saya lakukan diawasi ibu saya.
Lantaran kenakalannya itu, Syed bahkan pernah dikeluarkan dari sekolah saat masih berusia 13 tahun. Padahal, ibunya sendiri merupakan seorang guru yang pernah dinobatkan sebagai pengajar terbaik se-Malaysia.
"Saya dikeluarkan dari sekolah itu, dan masuk lah ke sekolah tempat ibu saya (mengajar). Di sana saya enggak bisa nakal, apa pun yang saya lakukan diawasi ibu saya," kata Syed.
Di usia 15 tahun, Syed mengaku tertarik dengan dunia militer. Hal itu diyakininya lantaran terinspirasi oleh kakeknya yang berkarier sebagai tentara. Ia mulai banyak membaca buku-buku tentang militer demi menggali pengetahuan mengenai kancah ketentaraan.
Dia bahkan mendaftarkan diri ke sekolah militer Royal Millitary College Maktab, dan berhasil lulus setelah bersaing dengan 10 ribu pendaftar lain.
Kemampuan akademis Syed yang lain adalah lulus dengan gelar Sarjana Hukum (Honours) dari International Islamic University Malaysia (IIUM) dan juga menerima Penghargaan Platinum IIUM pertama untuk kontribusinya yang luar biasa ke universitas.
Dia juga penerima Penghargaan Rektor IIUM tiga kali. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Temple University Philadelphia mengambil jurusan perbandingan agama dan seni dialog.
Sebelum resmi menjadi Menpora, Saddiq diketahui pernah mendapat tawaran beasiswa senilai 400 ribu ringgit atau setara dengan Rp 1,3 miliar lebih dari universitas ternama dunia, Universitas Oxford pada Juni 2017.
Pilihan Saddiq menolak tawaran menjadi mahasiswa S2 jurusan Kebijakan Publik Universitas Oxford lantaran ia lebih memilih berkiprah di dunia politik Malaysia.
Nama Syed mulai dikenal di Indonesia sewaktu melakukan kunjungan ke Palembang untuk meninjau persiapan Asian Games 2018. Ia mulai mencuri perhatian publik saat tampil di video blog (Vlog) Presiden Joko Widodo dan diperkenalkan sebagai menteri termuda Malaysia. []