Penjahit di Kediri Bantu APD untuk Tim Medis Corona

Sejumlah masyarakat dan komunitas di Jawa Timur beramai-ramai membantu tim kesehatan yang kekurangan APD untuk penanganan Covid-19.
Penjahit baju di Kota Kediri, Ivan Brekele sedang membuat APD untuk didonasikan kepada tim medis penanganan Covid-19. (Foto: Tagar/Fendhi Lesmana)

Kediri - Pandemi Covid-19 atau virus corona membuat persediaan Alat Pelindung Diri (APD) menipis. Kondisi ini membuat masyarakat terketuk menyumbangkan APD untuk membantu tim medis sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.

Seperti ditunjukkan penjahit di Jalan Rinjani, Kelurahan Campur Rejo, Kecamatan Mojorot, Kota Kediri, Ivan Brekele. Ia bersama sang istri membuat APD dari bahan Sponge, setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kota Kediri.

Saya merasa prihatin melihat situasi sekarang, ini musibah tidak bisa diukur. Kita harus saling bekerja sama satu sama lain. Cuma ini bisa saya lakukan.

"Saya koordinasi dengan dinas kesehatan, kualitas kain Sponge baik kualitasnya untuk bahan membuat APD," ujarnya kepada Tagar, Selasa, 7 April 2020.

Ia mengaku memproduksi 80 APD yang nantinya akan diserahkan ke sejumlah rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Kota Kediri. Ia mengaku bersama istri dan satu orang karyawannya sudah bekerja selama 8 hari terakhir untuk memproduksi 80 APD tersebut.

"Saya merasa prihatin melihat situasi sekarang, ini musibah tidak bisa diukur. Kita harus saling bekerja sama satu sama lain. Cuma ini bisa saya lakukan. Rencana saya bagikan ke rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19," kata pria lulusan desain komunikasi visual ini.

Selama proses pembuatan untuk membeli bahan kain, Ivan sudah merogoh kocek dari uang pribadinya sendiri kurang lebih sebesar Rp 2 juta. Padahal, semenjak pandemi Covid-19 merebak, ia harus menunda semua pesanan baju dari pelanggannya.

"Semua pesanan dipending dulu mas," tuturnya.

Ia sadar APD yang ia produksi tidak begitu banyak, karena prosesnya dikerjakan dari rumah jahit biasa. Meski begitu setidaknya apa yang ia lakukan bersama istrinya sedikit banyak nantinya diharapkan bisa membantu kinerja tim medis memberikan pelayanan kesehatan.

"Cuma sementara saya mengutamakan ini biar kelar dulu," kata dia.

Jika ada pihak memesan untuk dibuatkan APD, ia tidak menolak dan akan tetap dilayani. Tetapi, ia lebih memprioritaskan untuk menyelesaikan kegiatan sosialnya dulu.

"Saya tidak jual kain, tapi saya jual tenaga, minimal itu nanti bisa balik modal. Itu nanti sisanya dikembalikan lagi untuk bisa bantu didonasikan juga untuk beli bahan lagi," tuturnya.

Ia menambahkan saat bahan baku untuk membuat baju ADP sangat sulit dicari. Ini dikarenakan bahan kain tersebut banyak dicari oleh penjahit.

"Sekarang banyak yang cari, kalau datang dua hari itu pun biasanya langsung habis," ucapnya.

Bantuan APDRSUD Blambangan Banyuwangi menerima bantuan APD dari beberapa komunitas. (Foto: Tagar/Hermawan)

Komunitas di Banyuwangi Donasikan APD

Komunitas Popoku Berkah Banyuwangi bersama beberapa komunitas lainnya juga tergerak menggalang donasi APD. Ketua Komunitas Popoku Berkah Banyuwangi Choirul Anwar mengatakan tujuan donasi APD dilakukan untuk membantu para dokter dan perawat yang saat ini tengah berjuang merawat pasien Covid-19.

“Awalnya saya melihat banyak tenaga medis terutama di Banyuwangi dengan keterbatasan APD tetap sabar dan ikhlas menjalankan tugasnya untuk merawat dan menangani pasien Covid-19. Sehingga saya berfikir kenapa kita tidak bergerak untuk mendukung mereka dengan mendonasikan APD untuk mereka,” ujarnya.

Choirul mengatakan hingga saat ini pihaknya sudah mendonasikan hampir 100-an APD ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.

“Sebagian APD sudah jadi langsung kita donasikan ke RSUD Blambangan. Mudah–mudahan bisa membantu tenaga medis dalam penanganan Covid-19 ini,” kata Choirul Anwar.

Dia menjelaskan, pihaknya membuat APD Coverall berbahan sponge atau kain sintetis ramah lingkungan. Dalam pembuatan APD ini, pihaknya juga telah berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Banyuwangi terkait standar APD digunakan tenaga medis.

“Sebelum kita produksi menjadi APD, terlebih dahulu kita konsultasi ke Dinas Kesehatan. Agar dalam pembuatanya nanti tidak salah dan memenuhi standar ditentukan. Kita ini membeli bahanya dan menjahit sendiri,” kata Anwar.

Tidak hanya APD, masyarakat Banyuwangi lainnya juga melakukan penggalangan masker. Seperti yang dilakukan Komunitas Banyuwangi Melek Covid-19.

Ketua Komunitas Banyuwangi Melek Covid-19 Ika Ningtiyas mengatakan selain APD, masker juga sangat diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19. Karena penularan virus berasal dari Wuhan, China ini penyebarannya melalui percikan air ludah seseorang.

“Virus ini tidak kelihatan dan penyebarannya sangat cepat. Penularan paling cepat melalui percikan air ludah. Sedangkan kita sendiri tidak tahu orang di sekeliling kita ini terpapar Covid-19 atau tidak. Sehingga masker itu sangat diperlukan saat ini,”ujur Ika Ningtyas.

Sementara itu, Kepala Instalasi Laboratorium RSUD Blambangan Banyuwangi dr Roudhotul Ismailya Noor mengatakan sudah menerima bantuan dari masyarakat berbasis komunitas dan lembaga. Kata dia, hal ini sangat membantu untuk penanganan Covid-19 di RSUD Blambangan.

“Alhamdulillah sudah ada kawan-kawan mendonasikan APD kepada kami. Kami sangat berterimakasih sekali. Ini sangat membantu. Mari kita lawan bersama-sama Covid-19 ini,” kata dr Emil sapaan akrab Raudhotul Ismailya.

Untuk saat ini, ketersedian APD di RSUD Blambangan masih belum dikatakan aman. Mengingat perkembangan lonjakan ODP maupun PDP di Banyuwangi terus bergerak naik.

“Kami tetap menerima berapapun APD diberikan teman- teman relawan. Tentunya juga harus berstandar medis,” kata Emil.

RSUD Blambangan juga telah mendapatkan bantuan APD dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sehingga dengan adanya APD yang mencukupi membuat tenaga medis merasa aman dalam menjalankan tugasnya.

Hingga Selasa 7 April 2020 jumlah ODP di Banyuwangi telah mencapai 444 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) lima orang, dan kasus terkonfirmasi Covid-19 ada 1 orang. [] 

Berita terkait
Gelar Operasi Semeru, Polda Jatim Tak Lakukan Tilang
Polda Jawa Timur akan lebih mengutakan preventif dan peemtif penanggulangan Covid-19 saat melakukam Operasi Semeru 2020.
4 Pasien Positif Corona di Malang Raya Tanpa Gejala
Satgas Covid-19 Kota Malang menyebutkan empat pasien positif virus corona sebelumnya tidak mempunyai gejala klinis.
Pasien Sembuh Covid-19: Jatim Tambah Dua, Bali Satu
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 di Jatim mencapai 21,16 persen.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.