Untuk Indonesia

Opini: Tak Mungkin Istana dan Moeldoko Jadi Backingan Al-Zaytun

Tim investigasi yang menyelidiki kesesatan penyimpangan ajaran di Ponpes Al-Zaytun, haruslah ekstra teliti dan hati-hati mengungkap kasusnya.
Ponpes Al Zaytun. (Foto dari website resmi Ponpes Al-Zaytun)

Oleh: Saiful Huda Ems, Lawyer dan Pemerhati Politik

Kontroversi seputar ajaran sesat yang diajarkan oleh Syekh Panji Gumilang di Pondok Pesantren Al-Zaytun, dan diprotes oleh banyak tokoh masyarakat Islam, tidaklah mungkin dibackingi oleh Istana terlebih oleh Kepala Staf Presiden RI Moeldoko. 

Hal ini jelas tidak logis, mengingat Ponpes Al-Zaytun sudah berdiri sangat lama (1 Juni 1993), jauh sebelum Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden RI (2014-2024), juga jauh sebelum Moeldoko menjadi Panglima TNI dan kemudian menjadi Kepala Staf Presiden (KSP) sejak 17 Januari 2018.

Selain itu, jika benar ideologi keagamaan Syekh Panji Gumilang telah menyimpang, dan sebetulnya sangat kontraproduktif tuduhannya, sebagai pengajar ajaran Islam sesat yang ke Yahudi-Yahudian dan ke Komunis-Komunisan, di sisi lain Ponpes Al-Zaytun pimpinan Syekh Panji Gumilang juga ditengarai sebagai kawah candradimukanya para penerus dan keturunan pemberontak NKRI yang dahulu tergabung di gerombolan Negara Islam Indonesia (NII). Jadi bagaimana bisa Yahudi, Komunis dapat membaur dengan Gerakan NII? Bukankah ini sesuatu yang tidak masuk akal?

Tim investigasi yang menyelidiki kesesatan penyimpangan ajaran di Ponpes Al-Zaytun, haruslah ekstra teliti dan hati-hati untuk mengungkap kasusnya. Ini semua demi dan untuk menyaring suatu persoalan, agar dapat benar-benar menghasilkan keputusan yang jernih terhadap masa depan Ponpes Al-Zaytun. Jika benar telah ditemukan kesesatan atau penyimpangan ajaran Islam, Kementerian Agama (Kemenag) harus berani memberinya sanksi yang tegas, entah berupa penutupan Ponpesnya, ataupun menghukum para pimpinannya melalui jalur pengadilan negeri.

Presiden Jokowi sangatlah jelas corak pemikirannya, beliau seorang nasionalis tulen dan tidak terlalu banyak terlibat dengan ormas-ormas keagamaan. Menghubungkan Presiden Jokowi dengan penyimpangan ajaran Islam oleh Syekh Panji Gumilang di Ponpes Al-Zaytun, itu sama halnya dengan mencoba mengait-ngaitkan antara Bung Karno dengan ajaran Lia Eden, sangat tidak nyambung. Hanya gerombolan yang sudah ngebet ingin menjatuhkan Presiden Jokowilah yang bernafsu untuk memfitnahnya.

Pun demikian dengan Moeldoko, beliau Jenderal TNI (Purn.), mantan Panglima TNI yang masih memegang teguh sumpah prajurit yang harus melindungi NKRI bersama ideologi negaranya, Pancasila. Di mana sejak zaman dahulu, TNI lah yang pertamakali berhadapan dengan NII dan menumpasnya, lalu bagaimana mungkin Moeldoko dihubung-hubungkan dengan penyimpangan ajaran sesat Syekh Panji Gumilang yang ditengarai ingin menghidupkan Gerakan NII kembali? Ini kan sama dengan orang yang ingin memaksa menghubung-hubungkan antara gerilya perang Jenderal Sudirman dengan gerakan provokasi Bahar Smith? Tidak nyambung sama sekali bukan?


Tim investigasi yang menyelidiki kesesatan penyimpangan ajaran di Ponpes Al-Zaytun, haruslah ekstra teliti dan hati-hati untuk mengungkap kasusnya.


Di awal tahun 2000-an, saya pernah jalan-jalan ke Ponpes Al-Zaytun bersama keluarga. Melihat bangunan gedung-gedungnya memang sangat megah, panjang pagar luar pondoknya luar biasa. Saya bertanya, "siapa nama pemimpinnya?" "Syekh Panji Gumilang". Kata mereka. "Asli orang mana?" Tanya saya kembali. "Gresik Jawa Timur". Jawab santri-santri di sana serempak. "Haaa? Kok sama dengan saya, asli Wong Gresik". Kata saya. Langit mulai gelap, kami bersama keluarga pulang. Saya melihat banyak papan reklame di sekitar halaman Ponpes yang bertuliskan Semen Gresik Kokoh Tak Tertandingi.

Setelah keluar dari pintu gerbang Ponpes Al-Zaytun, saya baru sadar. Eeeh...ini kok aneh sekali ya, Ponpes Al-Zaytun itu begitu luas dan megah, namun kenapa semua jalan keluar dan masuk menuju Ponpes jalannya rusak semua, berantakan dan seperti tak terurus? Lah kalau pejabat atau orang-orang penting istana mau ke Ponpes Al-Zaytun itu melalui jalan mana ya? Selidik punya selidik, semua orang penting istana (di era Pemerintahan Soeharto dan SBY), jika mau masuk ke Ponpes Al-Zaytun tidak akan melewati jalan darat, melainkan udara dengan helikopternya.

Terus siapa orangnya yang membantu dana begitu besar pada pesantren itu kalau bukan konglomerat atau penguasa? Tanya saya kembali dalam hati. Tak seberapa lama saya mendapatkan jawabannya, meski harus diselidiki kembali kebenarannya. Keluarga Cendanalah yang banyak memberikan bantuan padanya, dan ingat, Ponpes ini berdiri bukan di era Presiden Jokowi, melainkan di era Presiden Soeharto yang di akhir masa jabatannya terlihat sangat mesra dan berhubungan manis dengan kelompok-kelompok garis keras Islam.

Kelompok Islam Moderat kala itu hanya diberi permen mainan saja, hingga Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pengurus-pengurusnya tak lagi kompak, dan tokoh-tokohnya berjalan sendiri-sendiri, bahkan akhirnya turut menjatuhkan Presiden Soeharto dan BJ Habibie. []

Berita terkait
Pemerintah Akan Melakukan Tiga Tindakan untuk Menangani Ponpes Al Zaytun
Mahfud belum menjelaskan pasal-pasal pidana yang akan digunakan untuk menjerat individu-individu tersebut
Sandiaga Dorong Santri Ponpes di Citayam Bogor Kreatif Ciptakan Lapangan Kerja Lewat Ekraf
Menarekraf Sandiaga Salahuddin Uno mendorong santri khususnya di Pondok Pesantren Ruhama Al Fajar Citayam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Alasan Muhadjir Effendy Izinkan Ponpes Shiddiqiyyah Jombang Beroperasi Lagi
Izin operasi Ponpes Shiddiqiyyah Jombang dicabut oleh Kementerian Agama kemudian diizinkan beroperasi lagi oleh Muhadjir Effendy. Ponpes TKP Bechi.
0
Opini: Tak Mungkin Istana dan Moeldoko Jadi Backingan Al-Zaytun
Tim investigasi yang menyelidiki kesesatan penyimpangan ajaran di Ponpes Al-Zaytun, haruslah ekstra teliti dan hati-hati mengungkap kasusnya.