Aceh Barat – Usaha budidaya ikan tawar jenis Bawal, Patin, Nila dan Gurame di Desa Pasie Pinang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, terkendala sistem pemasaran yang masih lemah.
Zulkifli MD, salah seorang pengusaha budidaya ikan air tawar di Desa Pasie Pinang mengatakan selama ini dia dengan masyarakat lain hanya menjual ikan hasil budidaya kepada perorangan saja.
“Kami di sini yang menjadi kendala utama itu terkait pemasaran yang susah karena tidak adanya penampungan tapi kalau peminat untuk konsumsinya banyak, jadi kalau kita jual ke pasar itu kurang mau,” kata Zulkifli, Rabu, 21 Oktober 2020.
Kata dia, selama ini setiap masuk masa panen maka ikan hasil budidaya milik mereka sebagian dijual keluar daerah dan hanya sebagian kecil saja yang dijual di dalam daerah untuk konsumsi pribadi.
Kami di sini yang menjadi kendala utama itu terkait pemasaran.
“Ikan yang kami budidaya di sini itu bermacam-macam mulai dari ikan Bawal, ikan Nila, Ikan Patin dan Ikan Gurame kalau untuk harganya itu rata-rata perkilonya Rp. 30.000 kami jual,” katanya.
Menurut pengakuan dari Zulkifli selama ini belum pernah ada bantuan sama sekali dari pemerintah daerah bagi mereka selaku pembudidaya ikan air tawar baik bantuan berupa bibit maupun bantuan pakan ikan.
“Selama pandemi ini peminat juga sangat berkurang dari biasanya, selain itu kita juga kalau ingin mencari bibit ikan keluar juga takut,” katanya.
Baca juga:
- Pantai Selatan Pulau Jawa Jadi Sentra Budidaya Udang
- Cerita Budidaya Ikan Lele di Lahan Sempit Yogyakarta
Zulkifli sendiri saat ini mempunyai dua kolam dengan luas 10 dikali 20 meter dengan jumlah sekali panen mencapai 800 kilogram hingga dengan 1 ton tergantung dengan banyaknya bibit ikan yang dimasukkan ke dalam kolam.
“Saya berharapnya pemerintah daerah dapat membantu kami untuk menyediakan pasar atau pemasok supaya ketika kami panen maka ikan-ikan kami dapat dijual di dalam daerah dan tidak perlu memasarkan keluar daerah,” katanya. []