Nasib Pekerja Hiburan Malam di Bantul Saat Corona

Saat pandemi Corona, hiburan malam di Parangkusumo Bantul, Yogyakarta tutup. Para pekerjanya ada yang pulang kampung, ada juga yang bertahan.
Suasana hiburan malam, gambar hanya ilustrasi (Foto: pixabay)

Bantul - Masa pandemi Covid-19 ini berdampak pada banyak sektor, termasuk para pengelola dan pekerja hiburan malam di sekitar Parangkusumo, Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Ketua Paguyuban Pengelola Hiburan Malam Mancingan, Dedi Nugraha mengatakan sejak adanya pembatasan aktivitas di luar rumah, semua tempat hiburan malam tutup total. Sebagian pengelola dan pekerjanya juga pulang kampung, “Ada juga yang tidak pulang kampung,” kata Dedi, saat dihubungi Minggu 12 April 2020.

Dia mengatakan, mereka yang pulang kampung tidak diperkenankan kembali ke wilayahnya sampai situasi dan kondisi penyebaran Covid-19 mereda. Sedangka mereka yang tetap berada di Mancingan, saat ini tidak ada aktivitas. Sebagian mulai beralih pekerjaan menjadi penjual makanan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Sampai saat ini, kata dia, belum ada bantuan pemenuhan kebutuhan baik dari paguyuban maupun dari pemerintah. "Belum ada bantuan. Mereka yang tidak pulang kampung ada sekitar 30 orang,” kata dia.

Sementara itu berdasarkan pendataan dari warga setempat, jumlah warga pendatang yang tinggal di Mancingan sekitar 256 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah. Dari jumlah tersebut yang tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan KTP mati sebanyak 96 orang. Jumlah 96 orang itu sebagian besar adalah bekerja di tempat hiburan malam.

Belum ada bantuan. Mereka yang tidak pulang kampung ada sekitar 30 orang.

Kepala Dusun Mancingan, Handri Sarwoko mengatakan apa yang dilakukan warga merupakan pendataan, bukan razia. Pendataan tersebut juga diikuti oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja, Polsek Kretek, Koramil Kretek, dan keamanan Desa Parangtritis. Wwarga yang tidak memiliki KTP atau KTP yang sudah habis masa berlakunya dikumpulkan di balai dusun.

“Pendataan ini juga sekaligus sosialisasi agar para pengontrak sementara tidak bepergian atau pulang kampung. Boleh pulang kampung tapi tidak diperkenankan kembali lagi kecuali pemerintah sudah menetapkan masa pandemi Corona sudah mereda,” kata Handri.

Handri mengatakan, setelah masa pandemi Covid 19 selesai, warga yang tidak memiliki KTP akan dipulangkan sementara ke daerahnya masing-masing untuk mengurus identitas. Jika tidak, mereka akan diserahkan ke Satpol PP.

Selain mendata warga yang mengontrak dan indekos, dua warga luar daerah juga diminta mengiolasi diri selama 14 hari karena baru datang dari luar DIY. Tujuh orang warga asli Mancingan yang baru datang dari luar daerah juga harus mengisolasi diri. “Ada tujuh warga asli yang sempat isolasi mandiri dan sudah selesai," ungkapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Sultan Ground untuk Makam Jenazah Covid-19 di Bantul
Pemkab Bantul menyiapkan lahan SG untuk makam khusus pasien yang terpapar Corona jika ditolak warga.
3 ABK Bantul dari Spanyol dan AS Belum Terdeteksi
Disnakertrans Bantul masih melacak tiga ABK yang bekerja di kapal pesiar pulang dari Spanyol dan Amerika Serikat.
Respons Apdesi soal Pemkab Bantul Tangani Covid-19
Apdesi menilai Pemkab Bantul belum maksimal dalam penanganan Covid-19 di Bumi Projotamansari.