Miris, Per Hari 41 Hektar Hutan Aceh Hilang

Sepanjang tahun 2019 hutan di Aceh menghilang 15.140 hektar.
Kondisi Rawa Tripa di Desa Pulo Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Senin, 29 Juli 2019. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - GIS Manager Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA), Agus Dwinurcahya mengatakan, laju kehilangan tutupan di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) wilayah Aceh menurun pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018.

Agung bahkan menyebutkan, laju hilangnya tutupan hutan di provinsi Aceh periode 2019 adalah sebesar 15.140 hektar. Menurutnya, tahun 2019 tren kerusakan hutan Aceh relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 15.071 hektar.

Angka itu kurang lebih seluas 2,5 kali lipat luas kota Banda Aceh, seluas 14 ribu kali lapangan bola.

“Angka itu kurang lebih seluas 2,5 kali lipat luas kota Banda Aceh, seluas 14 ribu kali lapangan bola, dan diperkirakan 41 hektar hutan hilang di Aceh per harinya pada tahun 2019,” kata Agus dalam keterangannya kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis, 30 Januari 2020.

Dia menjelaskan, pada tahun 2019, di antara kabupaten-kabupaten yang angka laju tutupan hutannya tertinggi adalah Aceh Tengah (2.416 ha), Aceh Utara (1.815 ha) dan Aceh Timur (1.547 Ha).

Secara umum, kata Agus, sekitar 60 persen hilangnya tutupan hutan yang terjadi di Kawasan Hutan (berdasarkan SK/MenLHK No. 103/Men-LHK-II/2015 maupun SK/MenLHK No. 580/Men-LHK II/2018), dan 40% lainnya terjadi di Areal Penggunaan Lain (APL).

Agus menambahkan, KEL Aceh yang menjadi fokus area kerja HAkA juga tak luput dari analisis yang dilakukan. Katanya, KEL Aceh mengalami penurunan angka laju tutupan hutan pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Perhitungan tim HAkA, kata Agus, menghasilkan angka tutupan hutan di dalam KEL Aceh sebesar 5.395 ha, menurun 290 ha dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Dalam 5 tahun terakhir Yayasan HAkA memantau tutupan hutan KEL via citra satelit, tahun 2019 adalah tahun terendah untuk laju deforestasi KEL,” katanya.

Agus menambahkan bahwa penurunan angka kerusakan hutan juga terjadi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) wilayah Aceh. Tim HAkA juga mencatat, titik api di Aceh 2019 mengalami penurunan.

Data titik api itu, kata Agus, diunduh langsung dari website FIRMS (Fire Information for Resource Management System), NASA. Terpantau 1.957 titik api dari sensor VIIRS di tahun 2019 ini, di mana di 2018 ada 3.128 titik api.

“Jadi ada penurunan lebih dari seribu titik api dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan jika analisis menggunakan sensor MODIS terpantau 255 titik api dibandingkan 482 di tahun sebelumnya. Ini membuktikan bahwa Aceh telah cukup berhasil mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di 2019,” ujarnya. []

Baca Juga: 

Berita terkait
Warga Tionghoa Ditemukan Tak Bernyawa di Banda Aceh
Seorang warga Tionghoa di Peunayoung, Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh ditemukan tergeletak tak bernyawa, dilantai tiga rumah miliknya.
Corona dan Kegundahan Keluarga Mahasiswa Asal Aceh
Keluarga mahasiswa Aceh terus mengalami kekhawatiran akibat virus Corona yang merebak di Kota Wuhan, China.
Mati Lampu, Peserta CPNS Aceh Singkil Menangis
Akibat mati lampu, peserta CPNS di Aceh Singkil menangis.
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.