Libur Corona, Anak Aceh Main Game di Rental Play Station

Anak-anak Aceh harus belajar di rumah sepanjang libur karena wabah corona Covid-19. Anak yang main game di rental play station ditangkap petugas.
Anak-anak Aceh bermain sepak bola di Lapangan Geulanggang Unsyiah, Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh, Aceh, Selasa, 24 Maret 2020, mengisi waktu libur sekolah karena wabah corona Covid-19. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Anak-anak itu asyik bermain sepak bola di sebuah lapangan pada Selasa sore, 24 Maret 2020, di tengah situasi liburan. Bukan liburan biasa, tapi sekolah diliburkan karena virus corona Covid-19 yang sedang mewabah bahkan sudah pandemik. Libur yang rencananya 14 hari diperpanjang hingga 30 Mei, dan bisa jadi akan bertambah panjang tergantung situasi nanti. Saat libur karena virus corona, ada juga anak yang bermain game di rental play station, ditangkap petugas keamanan, disuruh pulang.

Lapangan itu berada di lingkungan Universitas Syiah Kuala di Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Namanya Lapangan Geulanggang. Dari hari ke hari selalu ramai di sini, tak terkecuali di tengah wabah corona ini.

Sudah menjadi kebiasaan, masyarakat di sekitar kampus memanfaatkan lapangan tersebut sebagai lokasi untuk berolahraga, terlebih saat akhir pekan. Bukan hanya muda-mudi, lapangan ini juga menjadi tempat anak-anak bermain, menghabiskan masa libur sekolah.

Tidak semua orang tua mampu mengawasi anaknya dengan baik, apalagi anaknya bukan satu orang.

Anak-anak memanfaatkan masa libur yang telah ditetapkan pemerintah selama 14 hari untuk bermain bola bersama teman-teman. Bagi mereka, libur adalah sesuatu yang menyenangkan. Setelah 14 hari berlalu, libur diperpanjang hingga 30 Mei 2020 karena wabah corona belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Seorang anak di antara mereka mengatakan, meski libur sekolah, mereka tetap diwajibkan belajar di rumah masing-masing. Tetapi, kata dia, kenyataannya proses belajar yang dilangsungkan di rumah tidak berjalan maksimal.

“Paling kami belajarnya sebentar, selebihnya gunakan waktu untuk bermain-main seperti ini,” kata anak itu.

***

Pemerintah Aceh mengatakan pihaknya tidak hanya menyuruh libur kemudian membiarkan keadaan tanpa pengawasan. Mereka menerjunkan Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah berkeliling melakukan patroli. 

Seperti Rabu, 18 Maret 2020, petugas merazia warung kopi dan tempat rental game play station. Mereka menangkap anak-anak yang nongkrong dan bermain game, diperingatkan agar tidak keluyuran, disuruh pulang.

Rusydi, orang tua siswa, mengatakan memang cukup susah mengatur anak-anak saat libur telah tiba. Terlebih, libur kali ini datang secara mendesak.

“Tidak semua orang tua mampu mengawasi anaknya dengan baik, apalagi anaknya bukan satu orang,” kata Rusydi.

Meski demikian, kata Rusydi, ia secara pribadi sanggup melakukan hal itu. Ia memiliki tiga anak, semuanya masih sekolah, ia mengaku mampu mengawasi mereka selama libur berlangsung.

“Kami orang tua juga menyikapi hal ini dengan bijak, bahkan saya yang notabene perantau, ada juga anak ajak pulang kampung, saya bilang tidak bisa, saya harus di sini, tidak boleh ke mana-mana dan anak saya alhamdulillah patuh,” ujarnya.

Rusydi menilai kebijakan pemerintah meliburkan sekolah sangat tepat. Sebagai orang tua murid, ia mengapresiasi hal tersebut demi kebaikan.

“Pada intinya memang orang tua merespons baik kebijakan ini, memang ada sebagian wali murid ada kekhawatiran terhadap anaknya dengan berbagai cara terjangkit virus ini di sekolah,” kata Rusydi.

Saat ini, kata Rusydi, memang belum ditemukan adanya siswa yang suspect atau terkena virus corona. Meski demikian, alangkah lebih baik hal itu diantisipasi sejak dini.

“Walaupun memang di sekolah-sekolah belum kita temukan yang suspect, yang menderita belum, namun hal ini perlu dilakukan untuk pencegahan. Kami orang tua merespons baik sikap pemerintah,” tutur dia.

***

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Provinsi Aceh, Jalaluddin, mengimbau masyarakat terutama para siswa-siswi agar mematuhi instruksi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh agar menjaga diri selama libur sekolah.

Ia sangat berharap para siswa dapat menjalankan instruksi tersebut sebagaimana mestinya, sehingga upaya menekan penyebaran Covid-19 membuahkan hasil yang maksimal.

"Selama masa libur sekolah, Satpol PP menurunkan tim ke pusat-pusat keramaian dan akan mengamankan anak-anak sekolah dan ASN yang masih berkegiatan dan berkumpul di tempat keramaian,” katanya.

Juru Bicara Pemerintah Aceh terkait penanganan Covid-19, Saifullah Abdulgani, mengatakan masa libur 14 hari sangat penting dan harus disertai tindakan kepatuhan.

Menurutnya, 14 hari adalah standar yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, yang diyakini secara medis mampu menekan mata rantai dan laju penularan Covid-19.

“Kebijakan libur 14 hari bertujuan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 karena ketika seseorang kontak dengan apa pun dan siapa pun yang bisa menginfeksi Covid-19, maka harus ditunggu 14 hari,” ujar Saifullah.

Ia menjelaskan, apabila selama 14 hari orang tersebut tidak mengalami gejala apa-apa, maka mereka dinyatakan aman dari Covid-19, sehingga upaya pemerintah berhasil.

“Instruksi Pak Nova akan berhasil maksimal, bila semua orang tetap tinggal di rumah masing-masing, tidak berpergian selama 14 hari itu,” katanya.

Saifullah mengatakan instruksi tersebut tidak akan berjalan maksimal apabila tak ada kerja sama dari orang tua itu sendiri. Oleh karena itu, ia mengimbau para orang tua siswa mendukung hal ini dengan tetap memantau anak-anaknya saat libur.

“Jangan justru membiarkan sang anak bebas berkeliaran di tempat umum seperti warkop, kafe, mal, arena bermain dan tempat lainnya kecuali untuk hal yang sangat mendesak,” ujar Saifullah.

Instruksi Tutup Warung Kopi

Kebijakan pemerintah meliburkan siswa selama 14 hari ternyata tak berjalan maksimal, tidak sesuai yang diharapkan. Meskipun libur, masih cukup banyak masyarakat bahkan para siswa yang tetap memilih nongkrong di warung kopi.

Fenomena tersebut tentu melahirkan kekhawatiran tersendiri dari pemerintah terkait ancaman virus corona. Kondisi ini membuat pemerintah harus mencari cara tersendiri, salah satunya adalah mengeluarkan instruksi menutup warung kopi.

Instruksi tersebut dikeluarkan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, kepada Wali Kota Banda Aceh pada Minggu, 22 Maret 2020. Instruksi berdasarkan maklumat Kapolri Nomor Mak/02/III/2020, Kamis, 19 Maret 2020.

Dalam isntruksi, Wali Kota Banda Aceh meminta seluruh warung kopi, tempat hiburan dan keramaian di kota tersebut ditutup sementara waktu sampai batas yang belum ditentukan. Instruksi ini berlaku mulai Minggu malam, 23 Maret 2020.

Agar instruksi berjalan maksimal, pemerintah mengerahkan puluhan personel untuk melakukan razia di sejumlah warung kopi. Razia ini melibatkan tim gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah, TNI dan Polri.

Dalam razia, tim gabungan meminta semua pengunjung membubarkan diri, pulang ke rumah masing-masing. Pemilik warung kopi dan usaha tempat hiburan diminta tutup sementara waktu.

Kepala Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Muhammad Hidayat, mengatakan razia akan terus dilakukan sampai instruksi dicabut oleh pemerintah.

“Kita akan terus mengawasi kafe, restoran, agar pengelola tempat hiburan dapat memahami aturan tersebut, bahwa sebelum ada perintah untuk aktivitas kembali, ini tetap kita lakukan pengawasan, dan sementara memang harus ditutup,” ujarnya.

Hidayat mengatakan aturan tak boleh membuka warung kopi dan tempat keramaian lain berlaku selama 24 jam. Dalam kurun waktu itu, tim akan selalu melakukan pengawasan. []

Baca cerita lain:

Berita terkait
Pasar Ramai Vs Sepi di Yogyakarta di Musim Corona
Pandemi corona Covid-19 membuat kehidupan jungkir balik. Manusia makhluk sosial dipaksa di rumah. Namun, masih ada pasar ramai di Yogyakarta.
Menunggu Badai Corona Segera Berlalu
Pada masa social distancing, anak belajar di rumah, pegawai kerja di rumah, kegiatan ekonomi menurun. Semua berharap badai corona segera berlalu.
Mungkin Takdir Kalau Kena Corona
Siang itu di Pasar Beringharjo Yogyakarta, jumlah pedagang lebih banyak dari pengunjung. Hari yang berat untuk mencari uang di tengah wabah corona.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara