Kediri - Serangan hama tikus di Kabupaten Kediri semakin meluas. Kondisi ini membuat resah petani sehingga menjadi perhatian Dinas Petanian Kabupaten Kediri.
Kepala Bidang Pengelolaan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Kediri Tri Retnani Yeni Astutik mengambil langkah inisiatif untuk melakukan gerakan serentak pemberantasan dan penanganan hama. Gerakan serentak pemberantasan hama ini dilakukan di 25 kecamatan dengan menyasar di 33 desa.
Ketika kita melakukan gerakan pengobatan hari ini, tidak semua spesies mati.
Tak hanya itu, Dinas Pertanian Kabupaten Kediri melibatkan 35 gabungan kelompok tani (gapoktan) masing-masing kecamatan untuk melakukan pemberatasan hama tikus secara berkelanjutan.
"Ketika kita melakukan gerakan pengobatan hari ini, tidak semua spesies mati. Yang tidak mati itu akan berkembang biak, sehingga penanganan pemberantasan hama tikus dibutukan waktu berkelanjutan, sampai dengan habis," ujarnya kepada Tagar, Kamis 13 Februari 2020.
Tri mengaku tikus seringkali menyerang padi, jagung, dan tebu. Selain itu, untuk menjebak tikus perlu hati-hati. Alasannya, tikus juga termasuk kategori hewan yang memiliki insting bagus. Jika diberi jebakan makanan beracun bisa tahu.
"Tikus itu insting dan perasaanya sangat kuat. Ketika menggunakan obat, begitu tikus itu mati yang lain enggak akan mau makan," ujarnya.
Tri mengaku hingga sampai sekarang pihaknya masih menerima banyak laporan terkait serangan hama tikus.
Petani Desa Nambaan, Kecamatan Ngase, Kabupaten Kediri, Sugeng mengaku telah menerima bantuan 75 unit perangkap tikus. Sugeng mengatakan akan memasang jebakan tikus tersebut di areal pesawahan miliknya.
"Dalam sehari terkadang petani bisa menjebak 10-20 ekor tikus," ujarnya. []