Kudus - Pemerintah Kabupaten Kudus siap memberi bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat terdampak pandemi virus corona. Di tahap pertama, ada sekitar 3.634 bansos yang akan disalurkan pada pekan ini.
Pelaksana Tugas Bupati Kudus M Hartopo mengungkapkan bansos diberikan dalam bentuk uang tunai dan beras, mulai April, Mei, dan Juni. Bantuan tersebut tidak diperuntukkan bagi warga miskin yang masuk Progam Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Ini masih proses verifikasi data. Kami harapkan verifikasi dan validasi data bisa segera selesai. Karena bantuannya sudah ditunggu masyarakat,” kata dia kepada Tagar, Selasa, 21 April 2020.
Profesi-profesi yang terdampak Covid-19 dapat.
Menurut Hartopo, sesuai dengan tujuannya, bansos akan disalurkan kepada mereka yang benar-benar terdampak Covid-19. Seperti pedagang kaki lima (PKL) di Balai Jagong yang mata pencahariannya mati sejak libur corona. Lalu tukang becak dan ojek yang tidak bekerja semenjak kebijakan penutupan objek-objek wisata di tengah pandemi corona.
“Macam-macam, ada PKL, tukang becak dan ojek, tenaga kerja yang kena PHK, buruh tani, disabilitas, orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Profesi-profesi yang terdampak Covid-19 dapat,” tuturnya.
Hartopo menjelaskan proses verifikasi dan validasi memegang peranan penting. Agar bantuan yang diberikan bisa tepat sasaran dan dirasakan manfaatnya oleh mereka yang membutuhkan.
“Syaratnya profesi-profesi ini merupakan pekerjaan utama mereka, bukan pekerjaan sampingan. Misalnya tukang ojek, ya mereka yang memang menggantungkan hidupnya dari penghasilan mengojek saja. Mereka yang memiliki sampingan mengojek tidak dapat,” tegas dia.
Kepala Bidang Perlindungan Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan Bantuan Jaminan Sosial Adji Setiawan menambahkan bantuan sosial Covid-19 diambilkan dari realokasi anggaran Pemerintahan Kabupaten Kudus sebesar Rp 37,8 miliar.
Bantuan diberikan dalam bentuk 10 kilogram beras dan uang tunai Rp 100 ribu per bulan dan disalurkan kepada 62 ribu keluarga. Pihaknya telah merampungkan proses verifikasi dan validasi tahap pertama dengan menetapkan 3.634 kepala keluarga yang akan menerima bansos pekan ini.
“Ini kami sedang proses verifikasi dan validasi tahap kedua. Dalam proses verifikasi data, kami juga libatkan Tenaga Kesehatan Sosial Kecamatan (TKSK) dan tim Progam Keluarga Harapan (PHK), agar penerimanya sesuai dengan sasaran yang diharapkan,” kata dia.
Adji menerangkan ada empat sumber pendanaan bansos yang dikucurkan pemerintah kepada masyarakat terdampak covid. Yakni dari APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah, APBD Kabupaten Kudus dan Dana Desa.
Keempat bantuan tersebut sifatnya saling melengkapi. Artinya, masyarakat yang telah menerima bantuan dari sumber APBN tidak menerima bantuan dari sumber lainnya, demikian juga sebaliknya.
"Untuk bantuan dari Dana Desa itu fungsinya untuk mem-back up, bila mana ada warga terdampak yang tidak menerima bantuan dari tiga sumber tadi," tuturnya.
Bantuan dari APBN diberikan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 600 ribu per Kartu Keluarga yang diberikan melalui progam Jaring Pengaman Sosial (JSP).
Bansos dari APBD Provinsi Jawa Tengah berwujud cadangan beras 100 ton. Dimana pengajuannya harus disertai surat keterangan bupati yang menyatakan Kudus dalam keadaan darurat Covid-19.
"Bantuan beras ini nantinya diberikan kepada ODP, PDP, pasien terkonfirmasi positif Covid-19, warga miskin hingga difabel yang tinggal di zona merah," ucap dia. []
Baca juga:
- Miris, Bantuan Beras di 2 Nagari Pessel Hanya 1 Kg
- Alasan Pessel Belum Bagikan Bantuan Corona Pemprov
- Jokowi: Saya Ingin Bansos Diterima Tepat Sasaran