Kivlan Zen dan Pembunuh Bayaran Empat Tokoh Nasional

Kivlan Zen kenal empat pembunuh bayaran yang membidik empat tokoh nasional. Ada hubungan apa Kivlan dengan mereka?
Mayor Jenderal Purn Kivlan Zen (kedua kanan) didampingi kuasa hukum memenuhi panggilan Bareskrim Mabes Polri, di Jakarta, Rabu (29/5/2019). (Foto: Antara/Wibowo Armando)

Jakarta - Pengejaran aktor intelektual kerusuhan 21-22 Mei 2019 sedikit demi sedikit menemui titik terang. Tersangka makar Mayor Jenderal (purn) Kivlan Zen memastikan mengenal empat dari enam orang pembunuh bayaran yang membidik empat tokoh nasional.

Kuasa Hukum Kivlan Zen, Burhanuddin, mengatakan kliennya mengenal tiga dari empat pembunuh bayaran yang ditangkap. Kepada Burhanuddin, Kivlan mengungkapnya saat diperiksa terkait kepemilikan senjata api.

"Tadi hanya dipertanyakan sejauh mana Kivlan mengenal mereka. Ya, dikenal karena ada hubungan kegiatan, diskusi," kata Burhanudin kepada wartawan, dikutip Antara, Rabu 29 Mei 2019.

Burhanuddin menegaskan kliennya kenal karena pernah sama-sama menjadi anggota TNI, bukan saat bertemu di acara relawan pasangan no 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Tidak ada keterkaitan sama sekali dengan relawan. Belum lama. Tapi mereka kenal cuma kemungkinan karena sesama mantan anggota," ucap dia.

Hari berganti, Kamis 30 Mei 2019, Kuasa Hukum Kivlan Zen lainnya, Djuju Purwanto, memberikan keterangan tambahan soal kliennya mengenal empat pembunuh bayaran yang menargetkan empat tokoh nasional dalam kerusuhan. Salah satunya pernah dipekerjakan oleh Kivlan.

"Dalam hal ini ada seseorang yang bernama Armi (Azwarmi). Armi ini baru saja ikut bekerja paruh waktu bersama, atau ikut Pak Kivlan Zen itu baru sekitar 3 bulanan, juga termasuk salah satu tersangka pemilik penggunakan senjata api tidak sah," kata Djuju kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 30 Mei 2019.

Djuju mengatakan kalau Armi pernah dipekerjakan secara paruh waktu oleh kliennya sebagai supir pribadi. Sedangkan tiga pelaku lain dikenal lantaran mereka merupakan kawan dari Armi.

Dia juga menegaskan soal status kliennya sebagai saksi dalam perkara tersebut. Djuju memastikan senjata-senjata yang diduga sebelumnya bakal digunakan pada kerusuhan 21-22 Mei bukanlah milik Kivlan Zen.

"Ya Iwan dan teman-teman itu, ada beberapa senjata api yang dijadikan sebagai alat bukti yang dimana sebetulnya Pak Kivlan tidak memiliki senjata tersebut. Tapi dimiliki oleh pihak lain sehingga Pak Kivlan diminta keterangan terhadap keberadaan senjata api tersebut. Ada sekitar 1 laras panjang dan 3 senjata pistol," kata Djuju.

"Tadi kami jelaskan bahwa klien kami tidak dalam posisi menguasai atau memiliki senjata tersebut. Tetapi dalam posisi beliau diminta keterangan terhadap keberadaan atau proses kenapa senjata-senjata itu dimiliki oleh pihak-pihak tersebut. Pak Kivlan sendiri saat ini tidak dalam posisi menguasai, jadi tidak memegang senjata sama sekali," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri menyebutkan empat tokoh nasional menjadi target pembunuhan kelompok perusuh 21-22 Mei 2019 oleh enam orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Enam tersangka itu, yakni berinisial HK (Iwan), Azeb, IF, TJ, AD dan AF alias Fifi, yang masing-masing memiliki peran yang berbeda.

"Kelompok ini diduga kuat ingin menciptakan martir atau kerusuhan di dalam aksi unjuk rasa 21 dan 22 Mei 2019 lalu," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Mohammad Iqbal di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta, dikutip Antara, Senin 27 Mei 2019.

"Pada 14 Maret 2019 HK menerima uang Rp 150 juta dan TJ mendapat Rp 25 juta dari seseorang, seseorang itu kami kantongi identitasnya dan tim mendalami. TJ diminta membunuh dua orang tokoh nasional saya tidak sebutkan di depan publik," kata dia.

Belakangan diumumkan oleh Kapolri jenderal Tito Karnavian, empat tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan adalah Menkopolhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Staf Khusus Kepresidenan Bidang Intelkam Gories Mere dan Kepala BIN Budi Gunawan.

Baca Juga:


Berita terkait
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura