Gories Mere, Mantan Perwira Polri Target Pembunuhan

Gories Mere, Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, dan Budi Gunawan jadi target pembunuhan oleh kelompok bersenjata.
Staf Khusus Kepresidenan Bidang Intelejen dan Keamanan Gories Mere. (Foto: KKP)

Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere, Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan jadi target pembunuhan oleh kelompok bersenjata yang ditangkap pada demonstrasi 22 Mei 2019 lalu.

"Pak Wiranto, Pak Luhut, yang ketiga Kabin (Budi Gunawan), Keempat Pak Gories Mere," ujar Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa 28 Mei 2019.

Nama terakhir yang disebut Tito, merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi Polri yang karirnya cukup mentereng. Gories pernah menggulung banyak jaringan teoris sewaktu menjabat sebagai Kepala Densus 88 anti teror.

Gories pernah berhasil membongkar peredaran narkoba di kalangan artis, dengan membekuk rocker gaek Ahmad Albar dan Zarima si Ratu Ekstasi.

Gregorius 'Gories' Mere lahir di Flores Timur, 17 November 1954. Ayahnya seorang pria Flores yang pensiunan tentara, sementara sang ibu seorang perempuan berdarah Toraja.

Gories Mere menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian pada tahun 1976 silam. Ia sempat lama bertugas di Timor Timur saat masih bergabung dalam NKRI ketika masih perwira pertama dan menengah, khususnya di bidang intelijen keamanan (Intelkam).

Memiliki prestasi prima pada setiap penugasan, karier Gories mulai menanjak dengan pasti. Namanya mencuat sewaktu memburu Ratu Ekstasi Zarima, di Texas, AS, pada 1996 silam. Model cantik itu menjadi buronan lantaran memiliki 29.667 butir ekstasi. Selain Zarima, Gories juga menuntaskan kasus penyalahgunaan narkoba yang menjerat penyanyi rock Ahmad Albar.

Saat terjadi teror Bom Bali pada tahun 2002, Gories yang waktu itu berpangkat Komisaris Besar ditunjuk Kapolri menjadi 'komandan lapangan' (Ketua Tim Penyidik) dalam penanganan aksi teror tersebut, di bawah komando Irjen Made Mangku Pastika sebagai Ketua Tim Investigasi.

Mere kemudian berkarier di Detasemen Khusus 88 Anti Teror, saat unit elit tersebut didirikan pada tahun 2004. Semasa jabatannya, ia tidak segan memberi perintah kepada anak buahnya untuk melepaskan tembakan apabila tersangka mencoba kabur.

Pria beragama Kristen Katolik itu kemudian dipercaya menjabat Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN), setelah sebelumnya duduk sebagai Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Gories Mere kembali menjadi sorotan saat menjadi target serangan bom buku, bersama sederet nama terkenal lain semisal musisi Ahmad Dhani dan Ketua Pemuda Pancasila Yapto Suryosumarno pada tahun 2011.

Pensiun pada tahun 2013, ia bersama Mantan Kepala BIN A.M. Hendropriyono mendirikan Hendropriyono Strategic Consulting, sebuah badan usaha jasa yang bergerak di bidang Anti Narcotic Consulting, Anti Terrorism Consulting, Confidential Research, Corporate Due Diligence, Security Auditing, Tax & Custom Consulting dan sebagainya.

Pada pertengahan tahun 2016, Gories Mere diangkat oleh Presiden Jokowi menjadi Staf Khusus Presiden bidang Intelejen dan Keamanan. []

Riwayat Pendidikan

  • AKABRI (Akademi Kepolisian) 1976
  • Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) 1986
  • Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespimpol) 1992
  • Sekolah Staf Komando (Sesko) ABRI 1998
  • Combat Intelligence & Counter Disaster Course, Royal Military College of Science Swindon, Inggris

Riwayat Karier

  • Kasat Serse Umum Polda Metro Jaya
  • Kapolres Metro Jakarta Timur
  • Direktur Reserse Polda Metro Jaya
  • Direktur Reserse Polda Jawa Barat
  • Irwasda Polda Nusa Tenggara Timur
  • Wakil Kapolda Nusa Tenggara Timur
  • Kepala Detasemen Khusus 88 (Anti Teror)
  • Direktur IV Narkoba Badan Reserse Kriminal
  • Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal 2005-2008
  • Pjs. Kalakhar BNN (2008)
  • Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional 2009-2012
  • Kepala Asosiasi Lembaga-lembaga Anti Narkotika se-Dunia[10]
  • CEO Hendropriyono Strategic Consulting (2013-Sekarang)
  • Komisaris PT Darma Henwa Tbk. (2013-Sekarang)
  • Staf Khusus Presiden bidang Intelijen dan Keamanan (2016)

Baca Juga:

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.