Ketahui Perbedaan Alzheimer dan Demensia

Kedua kondisi ini tidak sama, tapi istilah Demensia dan Alzheimer kadang-kadang digunakan secara bergantian.
Ilustrasi Alzheimer dan Demensia. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Istilah "demensia" dan "Alzheimer" kadang-kadang digunakan secara bergantian. Namun, kedua kondisi ini tidak sama. Alzheimer adalah salah satu jenis demensia. Demensia dan penyakit Alzheimer tidak sama.

Demensia adalah istilah keseluruhan yang digunakan untuk menggambarkan gejala yang memengaruhi memori, kinerja aktivitas sehari-hari, dan kemampuan komunikasi. Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum. Penyakit Alzheimer semakin memburuk seiring waktu dan memengaruhi memori, bahasa, dan pikiran. Dilansir dari Healthline, berikut perbedaan Alzheimer dan Demensia.


Alzheimer

Alzheimer adalah penyakit progresif otak yang secara perlahan menyebabkan penurunan memori dan fungsi kognitif. Penyebab pastinya tidak diketahui dan tidak ada obat yang tersedia. Kerusakan otak dimulai bertahun-tahun sebelum gejala muncul.

Deposit protein abnormal membentuk plak dan kusut di otak seseorang dengan penyakit Alzheimer. Koneksi antar sel hilang, dan mereka mulai mati. Dalam kasus lanjut, otak menunjukkan penyusutan yang signifikan.


Dimensia

Demensia adalah sindrom, bukan penyakit. Sindrom adalah sekelompok gejala yang tidak memiliki diagnosis pasti. Demensia adalah sekelompok gejala yang mempengaruhi tugas kognitif mental seperti memori dan penalaran.

Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu jenis demensia. Ini dikenal sebagai demensia campuran. Seringkali, orang dengan demensia campuran memiliki beberapa kondisi yang dapat menyebabkan demensia. Diagnosis demensia campuran hanya dapat dikonfirmasi dalam otopsi.

Gejala Alzheimer dan demensia dapat tumpang tindih, tetapi mungkin ada beberapa perbedaan. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir, gangguan memori, dan gangguan komunikasi. Terdapat perbedaan penyebab dari keduanya, seperti gejala-gejala Alzheimer meliputi kesulitan mengingat peristiwa atau percakapan baru-baru ini, apatis, depresi, penilaian terganggu, disorientasi, kebingungan, perubahan perilaku, dan kesulitan berbicara, menelan, atau berjalan pada stadium lanjut penyakit.

Beberapa jenis demensia akan terrbagi ke beberapa gejala ini, tetapi mereka menyertakan atau mengecualikan gejala lain yang dapat membantu membuat diagnosis lain. Lewy body dementia (LBD), misalnya, memiliki banyak gejala yang sama di kemudian hari seperti Alzheimer. Namun, pengidap LBD lebih cenderung mengalami gejala awal seperti halusinasi visual, kesulitan keseimbangan, dan gangguan tidur. []

(Ghariza Syifa Riyashi)

Berita terkait
Waspada, Galau Berkepanjangan Bisa Terkena Demensia
Waspada, demensia (pikun) bisa terjadi akibat gaya hidup tidak sehat, termasuk galau berkepanjangan, stres dan depresi.
Ternyata Berwisata Bisa Menurunkan Risiko Demensia
Berwisata mengagumi keindahan alam sambil menikmati waktu bersantai dengan orang-orang terkasih juga punya pengaruh dalam mengurangi risiko penyakit demensia.
Kesepian Picu Sindrom Demensia
Demensia adalah gejala sindrom penurunan kemampuan fungsi otak yang hingga saat ini belum ada obatnya tapi bisa dicegah.
0
Penanganan Komedo Timbul di Wajah, Awas Picu Jerawat
Komedo yang timbul di wajah membuat wanita bahkan laki-laki merasa risih. Jika penanganannya sembarangan, bisa tumbuh jerawat,