Jakarta - Demensia atau penurunan daya ingat (pikun) disebabkan akibat adanya pikiran negatif seperti galau yang berkepanjangan, stres, dan depresi. Jika faktor itu dibiarkan dalam waktu yang begitu lama, dikhawatirkan menjadi resiko besar terjadinya penyakit tersebut.
"Generasi muda berperan penting dalam peningkatan kualitas hidup ODD (Orang Dengan Demensia), lansia dan diri sendiri," ujar Direktur Regional Alzheimer Asia Pasifik dan Founder Alzheimer’s Indonesia DY Suharya, dalam keterangan resmi, Selasa, 10 Maret 2020, seperti diberitakan Antara.
Dia berharap generasi muda tergerak untuk meningkatkan kualitas hidup diri sendiri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, sehingga bisa berperan aktif mengontribusikan berbagai keahliannya untuk menciptakan lingkungan ramah demensia dan lansia di Indonesia.
Olahraga, nutrisi, dan kebiasaan hidup sehat dapat mencegah kepikunan.
Salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku, dianggap hanya dialami oleh orang tua paruh baya.
Namun, berdasarkan riset yang dikeluarkan oleh The Alzheimer’s Society pada 2014, terdapat sekitar 42.000 penduduk usia produktif di Inggris terkena Early Onset Dementia (EOD), tanda-tanda demensia.
Jumlah ODD di Indonesia pun diprediksi akan mencapai 2 juta orang pada tahun 2030, meningkat sekitar 67 persen dibanding tahun 2016.
Sementara, penulis buku Stop Pikun di Usia Muda, Yuda Turana mengatakan banyak cara untuk menekan risiko pikun yang dapat berdampak pada demensia.
"Berbagai fakta penelitian menunjukkan faktor hipertensi, diabetes, merokok, kurang tidur, stres, dan kesendirian akan mengakibatkan otak mengerut lebih cepat. Olahraga, nutrisi, dan kebiasaan hidup sehat dapat mencegah kepikunan," ucap Yuda Turana. []
Baca juga: