TAGAR.id, Jakarta - Idul Fitri merupakan hari kemenangan kaum muslim setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan selama satu bulan lamanya. Hari yang juga disebut sebagai hari Lebaran ini selalu dinanti-natikan banyak orang untuk dirayakan bersama keluarga dan sanak saudara.
Dalam momen Idul Fitri umat muslim di Indonesia biasanya dirayakan dengan saling bermaaf-maafan kepada sesamanya. Tidak jarang mereka yang tengah merantau jauh dari kampung halaman rela untuk mudik demi berkumpul bersama keluarga besar.
Sebenarnya sejak kapan hari Idul Fitri dirayakan? Barikut sejarah perayaan hari Lebaran untuk kaum muslim.
Idul Fitri Dirayakan Sejak Zaman Jahiliyah
Ternyata jauh sebelum diturunkannya agama Islam, masyarakat jahiliayah Arab telah memiliki dua hari raya, yakni Hari raya Nairuz dan Mahrajan. Hari raya tersebut selalu dirayakan sangat meriah dengan berpesta pora.
Para penduduk yang merayakan diiringi dengan pesta sepuasnya seperti menari-nari, adu ketangkasan, makan-makanan yang lezat dan minum-minuman memabukkan (Khamar).
Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa’i. Barulah ketika Nabi Muhammad diutus Allah untuk membimbing semua orang untuk masuk ke jalan yang benar, turunlah kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadan pada tahun 2 Hijriyah. Sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Daud dan Nasai)
Pada dasarnya setiap kaum memiliki hari rayanya masing-masing, Rasulullah SAW pun membenarkan bahwa setiap kaum memiliki hari raya masing-masing.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Abu Bakar pernah memarahi dua wanita Anshar memukul rebana sambil bernyanyi-nyanyi. "Pantaskah ada seruling setan di rumah, ya Rasulullah SAW?" kata Abu Bakar.
Rasulullah SAW bersabda:
"Biarkanlah mereka wahai Abu Bakar! Karena tiap-tiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita,"
Sementara itu, Lebaran umat Islam dirayakan pertama kali setelah Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadan 2 Hijiriyah. Dalam Perang Badar, kaum muslim hanya mempunyai pasukan sebanyak 319 orang dan harus berhadapan dengan 1.000 tentara dari kaum kafir Quraisy. Namun karena kehendak Allah SWT kaum muslim memenangkan peperangan itu.
Setelah mendapat kemenangan tersebut, Nabi Muhammad SAW dan kaum muslim merayakan dua kemenangan. Pertama adalah kemenangan perang badar dan kemenangan melawan hawa nafsu karena telah beribadah puasa satu bulan lamanya.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, salat Idul Fitri pertama kali dijalankan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin usai perang Badar dalam kondisi luka-luka belum sembuh. Nabi Muhammad melaksanakan salat dalam keadaan letih sampai-sampai bersandar pada Bilal RA untuk menyampaikan khotbahnya.
Kini, peristiwa Idul Fitri menjadi salah satu hari raya yang dijalankan kaum muslim setiap tahun. Kaum muslim biasanya merayakan Idul Fitri untuk menjalin silaturahmi ke seluruh keluarga dan ajang memutuskan dosa-dosa dengan cara saling bermaafan.
Hari Raya di Indonesia
Umat Islam di Indonesia mengenal tradisi-tradisi yang khas dilakukan pada saat hari raya idul fitri. Seperti saling berkunjung ke rumah tetangga atau sanak famili.
Agaknya, kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada hari raya, yaitu selalu membedakan rute jalan pergi dan pulang ketika berjalan menuju tempat salat Id.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan hikmah dari apa yang dikerjakan Rasulullah tersebut agar beliau bisa mengunjungi lebih banyak orang, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat (ziarah kubur).
Selain itu, pada perayaan hari raya, umat muslim Indonesia biasanya saling mengucapkan selamat Lebaran serta saling bermaaf-maafan. Mereka umumnya mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian).
Sebenarnya Nabi Muhammad SAW tidak mengajarkan secara khusus apa yang harus diucapkan. Akan tetapi, selama ucapan dan doa yang baik maka sah-sah saja.
Taqabbalallahu minna wa minkum ini adalah kata-kata yang biasa diucapkan oleh para sahabat Nabi ketika saling bertemu di hari raya. Sebagaimana riwayat yang dinukil oleh Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitab Fathul Bari berikut:
Dari Jubair bin Nufair ia berkata: Para sahabat Nabi Muhammad SAW jika mereka bertemu satu sama lain di hari raya Idul Fitri mereka saling mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minka.
Selain itu, masih banyak tradisi lain yang biasa dilakukan di hari raya dari mulai takbir keliling, bagi-bagi parcel, bermaaf-maafan, halal bi halal dan lain sebagainya. Bahkan keluarga yang jauh dari kampung halaman rela untuk pulang demi merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar di kampung halaman. []
Baca cerita: