Lhokseumawe – Pembuangan bangkai babi di sejumlah sungai di Provinsi Sumatera Utara, membuat masyarakat Aceh menjadi resah. Bahkan mengakibatkan harga ikan menjadi merosot.
Salah seorang nelayan di Aceh Timur Qadri mengatakan, akibat ada pembuangan bangkai babi tersebut, membuat sejumlah harga ikan menjadi merosot dan sepi pembeli.
“Harga ikan di Kuala Idi, Aceh Timur, sangat murah-murah sekali selama dibuangnya bangkai babi ke sungai, karena tidak ada yang beli. Warga malah takut akan terjangkit virus kolera babi, karena ikan memakan bangkai itu,” ujar Qadri kepada Tagar, Kamis 21 Nopember 2019.
Tidak lagi dibeli oleh sejumlah pengumpul ikan yang ada di Sumatera Utara.
Qadri menambahkan, saat sekarang ini harga ikan tongkol untuk satu kilogramnya hanya mencapai Rp 3.000 dan untuk ikan dencis dalam satu kilogramnya hanya mencapai Rp 2.000. kondisi tersebut sangat merugikan nelayan sekarang ini.
Bukan hanya itu saja, kini sejumlah ikan yang ada di Kuala Idi, Aceh Timur tersebut tidak lagi dibeli oleh sejumlah pengumpul ikan yang ada di Sumatera Utara, hingga kini ikan yang sudah di panen harus dijual dengan harga murah.
“Harapan kami agar kondisi seperti ini bisa segera berakhir dan tidak ada lagi yang membuang bangkai babi ke sungai, keadaan ini membuat kami nelayan merasa dirugikan,” tutur Qadri.
Sebagaimana diketahui, pada Selasa 19 Nopember 2019 lalu. Sejumlah bangkai babi melintasi wilayah sungai Lae Souraya, Kota Subulussalam, sehingga membuat warga setempat takut untuk makan ikan.
Dalam bebera hari terakhir ini, wilayah Kota Medan dan sekitar memang marak terjadi pembuangan bangkai babi ke aliran sungai, diduga kuat babi yang telah mati itu terinfeksi virus hog cholera. []
Baca juga:
- Beredar Video Pria Rusak Fasilitas Masjid di Aceh
- Pesta Sabu Bareng, Ibu dan Anak di Aceh Ditangkap
- Penderita HIV/AIDS di Aceh Capai 854 Kasus