Singkil - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Aceh Singkil menyebutkan fenomena gerhana matahari cincin total akan melintasi Provinsi Aceh pada 26 Desember 2019 mendatang agar tidak dikaitkan dengan takhayul karena bertepatan dengan peringatan tsunami Aceh 26 Desember 2019.
"Kami berharap fenomena alam yang jarang terjadi itu tidak mengait-ngaitkan dengan takhayul, musibah dan segala bentuk klenik lainnya, sebab gerhana adalah salah satu tanda-tanda kebesaran Allah SWT, khususnya bagi kita umat muslim," kata Penyelenggara Syariah Kemenag Kabupaten Aceh Singkil, Khasiah kepada Tagar, Rabu 20 November 2019.
Selama ini Teodolit digunakan untuk pemantauan arah kiblat.
Secara resmi kata Khasiah, belum ada dari pihak kantor wilayah Kemenag Provinsi, namun persiapan khusus untuk ke Sinabang, Kabupaten Simeulue telah disiapkan yang akan menjadi titik fokusnya. Sementara untuk wilayah Aceh Singkil gerhana matahari cincin total itu hanya akan nampak di sebagian wilayah saja.
"Karena fasilitas alat memantau kejauhan milik Kemenag yang ada hanya Teodolit, kalau dipakai untuk melihat gerhana kita belum tahu pasti, karena selama ini Teodolit digunakan untuk pemantauan arah kiblat," katanya.
Diketahui fenomena alam itu akan terjadi bertepatan pada peringatan 15 tahun tsunami Aceh, yang hanya terjadi di dua Kabupaten yakni Kabupaten Simeulue dan sebagian Aceh Singkil. Selain Aceh, gerhana juga bisa dilihat di enam provinsi lainnya, yaitu Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Gerhana cincin itu diperkirakan berdurasi selama tiga jam 47 menit 52 detik. Sedangkan gerhana total cincin selama dua menit 53 detik. Untuk memantau fenomena itu, Kanwil Kemenag Aceh menyiapkan sepuluh unit teleskop atau teropong bintang serta 500 kacamata gerhana dengan filter khusus untuk pengamatan matahari. []
Baca juga:
- Keluarga Korban Konflik Aceh Beri Kesaksian
- Walhi Aceh Tolak Amdal Rumah Sakit Regional Bireuen
- Sepanjang 2019, di Aceh Terjadi 640 Bencana