Ganja Banyak Manfaatnya, BNN Diminta Buka Mata

Anggota Lingkar Ganja Nusantara (LGN) Singgih Tomi Gumila meminta BNN membuka mata perihal manfaat yang terkandung dalam ganja.
Personel gabungan menemukan lima hektar ladang ganja siap panen di areal pegunungan Simpang Pahu, Desa Banjar Lancat, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Sabtu 18 Januari 2020. (Foto: Tagar/Andi Nasution).

Jakarta - Advokat Lingkar Ganja Nusantara (LGN) Singgih Tomi Gumilang meminta Badan Narkotika Nasional (BNN) membuka mata soal banyaknya kadar manfaat yang dikandung tanaman genus cannabis itu.

Dia menilai pemerintah belum melakukan penelitian yang komprehensif perihal tanaman yang dikategorikan masuk ke dalam narkotika golongan 1 itu, dan seakan menutup mata dengan kemaslahatan ganja yang tumbuh di Serambi Mekkah.

"Ganja yang tumbuh di Aceh, kita pun tidak tahu itu karena belum pernah diriset," ujar CEO LGNshop itu kepada Tagar, Jumat 31 Januari 2020.

Kalau kami LGN mendorong riset, tidak akan dapat diakomodir pemerintah, tanpa ke-oke-an BNN.

Menurutnya, di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 35 tahun 2009, pemeritah juga diamanahkan untuk melakukan penelitian terhadap narkotika golongan 1.

"UU tersebut kan lahir untuk menguatkan BNN dulunya, alangkah baiknya fungsi riset itu juga didukung oleh semua pihak, termasuk BNN," katanya.

Baca juga: PKS Sebut Ganja Diekspor Kurangi Kemiskinan di Aceh

LGNAnggota Lingkar Ganja Nusantara (LGN) Singgih Tomi Gumila di markas LGN, Jakarta Selatan, Jumat, 31 Januari 2020. (foto: Tagar/R. Fathan).

Tomi mengungkapkan, pihaknya selama ini telah mendorong pemerintah untuk melakukan kajian mendalam terhadap tanaman yang mengandung tetrahidrokanabinol dan kanabidiol itu. Namun, hal tersebut terjegal lantaran tak pernah direstui oleh BNN. 

"Kalau kami LGN mendorong riset, tidak akan dapat diakomodir pemerintah, tanpa ke-oke-an BNN," tutur dia.

Sebelumnya, wacana ganja ekspor menjadi perbincangan hangat publik, setelah anggota Komisi VI DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rafli Kande melayangkan ide agar ganja dapat dijadikan komoditas ekspor Indonesia.

Baca juga: Jokowi Bakal Pelajari Wacana PKS Ganja untuk Ekspor

Dia menilai ganja cukup menjanjikan bagi perdagangan Indonesia hingga kebutuhan medis. Rafli menyampaikan usulan tersebut dalam rapat kerja bersama Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

"Ganja entah itu untuk kebutuhan farmasi, untuk apa saja jangan kaku. Kita harus dinamis berpikirnya. Jadi ganja ini di Aceh tumbuhnya itu mudah," kata Rafli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.

Selain itu, dia juga merasa bahwa menanam ganja di tanah Indonesia tidaklah sulit. Kemudian ketersediaan lahan juga masih ada. 

"Jadi Pak, ganja ini bagaimana kita jadikan komoditas yang ekspor yang bagus. Jadi kita buat lokasinya. Saya bisa kasih nanti daerahnya di mana," ujar Rafli. []

Berita terkait
Rafli DPR F-PKS: Hukum Agama, Ganja Tidak Haram
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PKS Rafli mengatakan dalam hukum agama ganja tidak haram.
Bukan Jualan Narkoba, PKS Serius Usul Ekspor Ganja
Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS Sukamta mengatakan, usulan ganja menjadi komoditas ekspor bukan berarti ingin menjual narkoba.
Ganja Tumbuh Subur di Gunung Guntur Jawa Barat
Puluhan pohon ganja tumbuh subur di kawasan Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.