Rembang - Pohon durian di Desa Dowan dan Desa Suntri Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang beda dengan pohon durian pada umumnya. Jika pohon durian punya ketinggian lazim hingga puluhan meter baru bisa berbuah, pohon durian di dua desa itu hanya butuh tinggi tiga meter untuk bisa berbuah.
Pendamping Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Gunem, Janarko mengatakan pohon durian cebol di kedua desa tersebut sudah banyak berbuah di musim penghujan seperti ini. Total ada sekitar 50 pohon dengan ratusan buah durian, dimana satu pohon bisa menghasilkan lima sampai sepuluh buah durian.
"Kalau musim durian seperti ini banyak buahnya, bisa sampai ratusan biji dari pohon-pohon (durian) yang pendek," kata Janarko saat dijumpai di Desa Dowan, Senin, 2 Maret 2020.
Janarko mengaku cara penanaman pohon durian cebol menggunakan sistem penyambungan. Baik mata tunas (okulasi) maupun tunas (sambung pucuk), penyambungan menggunakan batang bawah yang berasal dari biji dengan batang atas yang memiliki sifat-sifat baik atau unggul.
"Sistem sambungan atau tempel itu pohon yang bawah lebih muda dan yang atas dari pohon yang sudah tua istilahnya, biasanya yang bawah itu sekitar tinggi dua samoai tiga meter dan yang atas itu satu meter," ujar dia.
Rata-rata pohon durian pendek menghasilkan buah durian seberat satu hingga dua kilogram. Menurutnya kondisi tanah yang subur menjadi salah satu faktor pohon durian dapat tumbuh dan berbuah lebat tanpa obat-obatan.
"Nanti sekitar tiga meter pohon durian sudah berbuah, tanpa menggunakan obat apapun karena secara geografis tanah di sini termasuk subur dan cocok untuk durian," ucapnya.
Janarko mengaku membeli bibit bisa lebih praktis ketimbang menanam dengan cara menyambung. Tapi ia bersama petani Dowan dan Suntri tetap memilih menerapkan sistem manual. "Diusahakan seperti itu karena kalau beli bibit jadi itu agak mahal. Paling tidak per bibit itu harganya Rp 100-200 ribu," sebut dia.
Dari model budi daya itu, durian cebol sudah banyak dipesan orang meski buahnya masih di pohon. Rasa buah durian yang manis bercampur pahit menjadi favorit pencinta durian di Rembang.
"Karena durian dari Desa Dowan atau Suntri itu kan ada manisnya juga ada pahitnya, orang Rembang senangnya yang kayak gitu, tidak hanya manis saja," tuturnya.
Atas keberhasilan menerapkan sistem pembiakan generatif tersebut, Janarko mengusulkan kepada pemerintah desa untuk menambah pohon dan membuka agro wisata durian. "Visa dibantu dari anggaran dana desa dengan cara membeli bibit dan ditanam bersama-sama agar lebih banyak lagi dan cepat berbuah," kata dia. []
Baca juga:
- Resep Mudah Masak Tumis Durian Muda di Rumah
- Berburu Buah Durian Lekak Asal Jepara Pasca-Petruk
- Wahidin Halim Targetkan Banten Penghasil Durian Terbaik Indonesia