Demo Tolak UU Cipta Kerja di Siantar bersama Rumput Liar

Grup band indie asal Kota Pematangsiantar, Rumput Liar ikut berbaur dalam aksi unjuk rasa menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Ucil Siregar (pegang bendera) saat mengikuti aksi menolak RUU Cipta Kerja di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Kamis, 15 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)

Pematangsiantar - Grup band indie asal Kota Pematangsiantar, Rumput Liar ikut berbaur dalam aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja pada Kamis, 15 Oktober 2020 di Jalan Merdeka, Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Personel band terdiri dari Rahmat Tanjung pada gitar, Roy pada basis, Tonny Pranajaya penggebuk drum, dan Ucil Siregar sebagi vokalis. Mereka mengiringi aksi yang berlangsung sejak siang hingga sore hari.

Di hadapan massa aksi dan dalam kawalan aparat kepolisian, Rumput Liar membawakan sejumlah lagu milik Iwan Fals, Bob Marley serta lagu perjuangan mahasiswa, buruh dan tani. Mereka juga mengiringi aksi pembacaan puisi. Tak lupa Ucil dkk membawakan lagu baru mereka bertema korupsi.

Baca juga: Demo UU Ciptaker, Mahasiswa Siantar Lantunkan Lagu Bob Marley

Ucil mengatakan, keikutsertaan mereka dalam aksi mahasiswa merupakan panggilan nurani menentang regulasi yang dilahirkan pemerintah, yang dirasa tidak pro terhadap rakyat kecil.

“Sebagai musisi, kami mempunyai cara menyampaikan kegelisahan melalui musik ke dalam karya-karya kami. Kami punya cara sendiri untuk menyampaikan pesan dalam koridor yang sama agar isu yang kita coba sampaikan semakin terdengar,” kata Ucil kepada Tagar.

Jadi aransemennya dibuat sedemikian rupa memberi semangat kepada para pendengar agar bersikap kritis

Ucil menyebut negara saat ini tidak sedang baik-baik. Banyak ketimpangan sosial, keresahan anak-anak muda yang tidak punya ruang ekspresi, ditambah pengesahan RUU Cipta Kerja semakin membuncahkan keresahan.

"Untuk itu kami bergabung dalam aksi ini," tutur Ucil.

Isu Korupsi

Korupsi adalah lagu ke empat milik Rumput Liar yang berkolaborasi dengan rapper Amor Licentia.

Baca juga: 12 Pelajar Siantar Diamankan Sebelum Demo, 1 Positif Narkoba

Lagu bergenre alternatif itu tersusun dengan bait-bait nyentrik sebagai kritik kepada pejabat negara yang suka ingkar janji dan masifnya kasus korupsi, secara khusus di Sumatera Utara.

"Kami kritik lewat nada. Di mana para pejabat membodohi rakyat, petinggi yang suka korupsi. Oligarki semakin menjadi-jadi hingga anak cucu bangsa ini kelak hanya menjadi alas kaki," kata Ucil.

Ambisi kekuasaan oleh pejabat, sambung dia, banyak menjerat mereka pada perilaku korup yang menyengsarakan rakyat dan pada akhirnya menimbulkan gejolak sosial serta ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah.

"Lagu korupsi itu inspirasinya dari predikat Sumut yang menjadi peringkat pertama sebagai provinsi terkorup di Indonesia. Keresahan itu yang kami angkat menjadi sebuah karya," ujar drummer Rumput Liar, Tonny Pranajaya.

Baca juga: Bermaksud Ikut Demo Omnibus Law, 12 Pelajar Siantar Diciduk

Lagu itu kata Tonny, diaransemen untuk mengajak masyarakat bersikap kritis mengawasi kenerja pemerintah.

"Jadi aransemennya dibuat sedemikian rupa memberi semangat kepada para pendengar agar bersikap kritis bersama-sama membawa Sumut ke luar dari perilaku korupsi," tutupnya.[]

Berita terkait
Sikap IKEIS di Pilkada Siantar Tolak Arogansi Kekuasaan
Ikatan Keluarga Islam Simalungun menegaskan bahwa dalam Pilkada 2020 di Pematangsiantar, menolak arogansi kekuasaan.
Warga Bawa Paksa Jenazah C-19 dari RSU Siantar, Ini Akibatnya
Humas RSUD Pematangsiantar mengakui warga memaksa pasien terpapar covid yang sudah meninggal mereka bawa pulang.
DKPP RI Berhentikan Ketua Bawaslu Kota Pematangsiantar
DKPP RI memberhentikan Muhammad Syahfii Siregar sebagai Ketua Badan Pengawas atau Bawaslu Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
0
Bestie, Cek Nih Cara Ganti Background Video Call WhatsApp
Baru-bari ini platform WhatsApp mengeluarkan fitur terbarunya. Kini Background video call WhatsApp bisa dilakukan dengan mudah.