Lhokseumawe - Alokasi dana desa di Provinsi Aceh dinilai belum berdampak terhadap perekonomian masyarakat, seharusnya dengan adanya dana itu bisa menciptakan kesejahteraan masyarakat desa.
Akademisi Universitas Malikussaleh (Unimal) Wahyuddin mengatakan, saat sekarang ini, dana di Aceh belum mampu untuk menyumbang angka kesejahteraan masyarakat dan bahkan tidak ada dampak sama sekali.
“Kita berharap dengan adanya dana desa ini, bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membangun infrastruktur dan juga mengembangkan perekonomian masyarakat, apalagi dana ini cukup besar,” tutur Wahyuddin.
Sudah jelas gagal dilakukan, namun tetap dipertahankan.
Wahyudin menambahkan, program untuk pemberdayaan ekonomi juga tersedia banyak sekali dananya di desa, seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri) dan program-program lainnya.
Kemudian ditambah lagi dengan adanya dana desa dan ternyata tidak ada dampak apapun yang dirasakan oleh masyarakat. Seharusnya perekonomian di seluruh desa di Aceh bisa lebih mandiri.
“Kajian-kajian terhadap program itu sudah banyak dilakukan dan yang sangat anehnya, hal-hal yang sudah jelas gagal dilakukan, namun tetap dipertahankan. Ini merupakan menjadi suatu persoalan,” tutur Wahyuddin.
Ia berharap kedepannya pengelolaan dana desa tersebut bisa lebih baik, sehingga benar-benar memberikan dampak kepada masyarakat, serta sangat disayangkan apabila dana yang cukup besar tapi tidak membekas sama sekali.
Dana desa pertama dialokasikan pada tahun 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp 20,76 triliun. Bertujuan untuk melakukan pemerataan dan menciptakan kemandirian desa di seluruh Indonesia.[]
Baca juga:
- Anggaran Transfer Dana Desa Aceh Naik Rp 844 Miliar
- Petaka Banjir dan Kerusakan Alam Aceh
- Miris, Sampah Berserakan di Pantai Abdya Aceh