Kulon Progo - Kuliner adalah salah satu daya tarik Yogyakarta selain wisata. Makanan dari Yogyakarta, banyak dicari oleh wisatawan, perantau yang tengah mudik atau pun pemburu kuliner. Selain harganya terjangkau, kuliner Yogyakarta banyak yang cocok dengan lidah para penikmatnya.
Saat ini, kuliner di Yogyakarta semakin beragam macamnya, mulai dari makanan basah seperti gudeg ataupun makanan kering seperti keripik.
Nah, salah satu makanan keripik yang patut untuk dicicipi adalah crispa (crispi kelapa) yang dibuat oleh Industri Kecil Menengah (IKM) Kelompok Tani Hutan (KTH) Manunggal Karya, dengan branding keripik kelapa (coconut chips) Crispa di Dusun Bibis, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Buah Kelapa yang banyak tersedia di pasaran, coba diangkat gengsinya dengan diolah menjadi keripik kelapa. Tentunya dengan nilai jual yang lebih baik, dan mendatangkan keuntungan.
Ketua KTH Manunggal Karya Ari Widiyanto mengatakan, kelompoknya berdiri pada 2018 setelah melihat harga buah kelapa yang murah yaitu hanya Rp 500 per butir. Padahal, Dusun Bibis merupakan wilayah yang memiliki jumlah pohon kelapa dan buahnya yang melimpah.
Kemudian dengan bantuan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta, KTH melakukan identifikasi potensi daerah melalui pemberdayaan masyarakat daerah penyangga suaka margasatwa Sermo, dan diperolehlah ide pembuatan produk olahan Kelapa.
"Awal mulanya kami prihatin karena harga kelapa waktu tahun 2018 sangat murah. Dan kami terinspirasi di media sosial YouTube tentang pengolahan keripik kelapa (coconut chips), kemudian BKSDA Yogyakarta ikut mendampingi," ucap Ari di Kulon Progo Minggu 5 Januari 2020.
Ari menjelaskan, untuk membuat keripik kelapa ini cukup mudah. Proses produksi diawali dengan pembersihan kulit kelapa. Lalu kelapa dicuci, dipotong tipis dengan alat potong khusus. Potongan tersebut direndam dengan perasa, dan dilanjutkan dengan pengukusan selama 10 menit. Terakhir, potongan buah kelapa tersebut dioven selama 10 jam.
Awal mulanya kami prihatin karena harga kelapa waktu tahun 2018 sangat murah.
Dia menambahkan, olahan keripik kelapa yang mampu diproduksi memiliki empat varian rasa, mulai dari original, manis, jahe, dan gula jawa. Pihaknya memproduksi keripik kelapa sekitar 12 kilogram untuk sekitar 50 bungkus setiap produksi. Harganya Rp 15.000 per bungkus ukuran 90 gram dan ukuran 60 gram dengan harga Rp 9.000 per bungkus.
Dia mengatakan dalam sebulan mampu memperoleh omzet bersih berkisar Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta. "Untuk mendapatkannya, bisa di sejumlah pusat oleh-oleh yang ada di Kulon Progo, Toko Milik Rakyat (Tomira) dan melalui online," ungkapnya.
Sementara itu, Penyuluh Kehutanan BKSDA Yogyakarta Siti Rohimah mengatakan produk ini menjadi salah satu produk olahan kelapa di Kulon Progo selain gula semut dan nira atau legen. Dia berharap Crispa menjadi ikon Kulon Progo.
"Harus ada dukungan Pemkab Kulon Progo sehingga berdampak pada meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat setempat, kemandirian kelompok dan peningkatakan peran serta masyarakat kedalam konservasi sumber daya alam ekosistem secara keseluruhan," tuturnya. []
Baca Juga:
- Klepon, Jajanan Pasar yang Meletup Saat Dikunyah
- Menikmati Kuliner Pinggir Sungai Opak Yogyakarta
- Keripik Sayur Sleman yang Semakin Menjanjikan