Apa Saja yang Bisa Dinikmati Pelancong di Desa Wisata Widosari Kulon Progo

Perjalanan satu jam 15 menit dari Jogja sudah sampai ke Desa Wisata Widosari. Banyak hal menarik bisa dinikmati pelancong di sini.
Apa Saja yang Bisa Dinikmati Pelancong di Desa Wisata Widosari Kulon Progo. (Foto: Tagar/Raskita)

TAGAR.id, Jakarta - Banyak yang bisa dinikmati pelancong di Desa Wisata Widosari, Ngargosari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Desa Wisata Widosari tepatnya terletak di perbukitan menoreh bagian utara dengan ketinggian ±900 Mdpl, dan jarak tempuh 36 km atau 1 jam 15 menit dari Kota Jogja.

Puncak Widosari merupakan titik tertinggi dari bukit bernama Bukit Widosari yang merupakan gugusan Pegunungan Menoreh.

Bukit tersebut menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan dengan ikon batu besar di atas bukit dan merupakan objek wisata yang terkenal.

Situs ini telah ditetapkan sebagai warisan geoheritage oleh pemerintah pusat pada 2021 dari 20 situs geologi (Geosite) yang ada di Jogja.

Apa saja yang bisa dinikmati pelancong di Desa Wisata Widosari. Di antarnaya pelancong dapat menikmati kesejukan perkebunan teh seluas satu hektar yang berada di Padukuhan Tritis.

Untuk menyusuri kebun teh telah disediakan jalan setapak di hamparan terasering yang tersusun rapi dengan tinggi yang sama di tiap lariknya.

Pemandangan Pegunungan Menoreh yang indah inilah menjadi spot favorit pengunjung yang gemar ber-swafoto.

Kemudian, wisatawan dapat berkunjung ke Rajendra Farm atau Kampung Domba.

Di sana, sebuah peternakan domba terpadu menyajikan kegiatan edukasi ternak, kuliner berbasis domba (kambing) dan menyediakan fasilitas lengkap bagi pecinta alam yang mau berkemah, atau pun outbound.

Tidak kalah epik, wisatawan juga dapat menikmati sunrise di Puncak Proman.

Itu merupakan objek wisata yang menampilkan pemandangan alam di kala matahari terbit dengan jajaran gunung-gunung besar seperti Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu.

Bicara seni, Wayang Kulit merupakan suguhan seni pertunjukan yang ikonik.

Kemudian ada Tari Jathilan atau kuda lumping. Seni dengan ciri khas sang penari membawa kuda yang terbuat dari anyaman. Pertunjukan ini menunjukkan atraksi yang menarik dan magis.

Selain Jathilan, ada beberapa jenis tarian khas masyarakat setempat, yakni Bangilun dan Lengger Tapeng.

Sementara kekayaan budaya ada Kenduri. Yaitu perjamuan makan sebagai wujud pengabdian dan ketulusan penyembahan kepada sang pencipta. Upacara ini biasa dilakukan untuk memperingati peristiwa juga meminta berkah.

Kemudian, ada Merti Desa. Tradisi yang dimaknai oleh masyarakat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena hasil panen yang melimpah.

Tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat agraris ini berfungsi untuk menumbuhkan sikap gotong royong dan kepedulian masyarakat.

Wisatawan juga dapat berburu oleh-oleh seperti Teh Sangrai Widosari, Kopi, Enting-enting Jahe, Geblek, Gula Aren, batik tulis, batik cap, batik gradasi, sandal dari cip jagung, kentongan ukir, topeng kayu, hingga wayang kulit.

Di sini, pelancong juga dapat bermalam di Rumah Joglo. []

Berita terkait
Gelaran Festival Aekhula 2022 Jadi Momentum Kebangkitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Nias Barat
Asdep Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenko Marves, Kosmas Harefa, menghadiri langsung perhelatan Festival Pesona Aekhula 2022.
ObraS KaIN PKK Bahas Peluang Industri Wisata dan Ekonomi Kreatif Usai Pandemi
Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.
Jepang Mulai Melonggarkan Larangan Bagi Kedatangan Wisatawan Asing
Jepang melonggarkan perbatasannya bagi wisatawan asing dan mulai menerima permohonan kunjungan sejak hari Jumat, 10 Juni 2022