Jakarta - Pemberian stigmatisasi yang buruk terhadap anak-cucu keturunan PKI memang masih melekat dan merajalela. Namun pemberian stigmatisasi tersebut dirasa tidak tepat terlebih tentang dosa yang dilakukan leluhurnya.
Namun apakah anak-cucu keturunan PKI mendapatkan dosa turunan dari apa yang pernah dilakukan orang tuanya di sedia kala? Hal tersebut dibahas lebih lanjut dalam acara Bahtsul Masail terkait dampak dari peristiwa G30SPKI pada Sabtu, 2 Oktober 2021.
“Di zaman kakak-kakak saya jika mau jadi PNS masih ada litsus (penelitian phusus). Namun sekarang anak PKI bisa jadi anggota DPR, PNS, Polisi, namun TNI masih belum,” ujar KH. Ali Mursyid.
KH. Ali Mursyid menegaskan bahwa Bahtsul Masail terus meneguhkan, bukan ingin menuduh siapa yang salah. Tetapi minimal dampak dari stigma buruk keturunan PKI yang ikut bersalah dengan sendirinya dikurangkan.
Pada penggalan ayat 18 dalam surat Al-Fatir 'walaa taziru waaziratun wizra ukhraa' yang berarti 'Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain".
“Tidak bisa di hari kiamat orang menanggung dosa orang lain walaupun itu bapaknya atau ibunya karena sibuk masing-masing. Berarti tidak bisa anak menanggung dosa orang tuanya,” jelas KH. Ali Mursyid.
Selain itu Stafsus Wagub DKI Jakarta, Agus Khudlori, menambahkan konsep Islam itu tidak ada yang namanya dosa turunan. Konsep ini juga merupakan sekaligus bentuk keadilan Tuhan kepada hambanya sebagai mana yang disebutkan dalam Ibnu Katsir
“Tentang keturunannya, kalau kita berbicara soal dosa, saya yakin di dalam Islam itu sudah jelas konsepnya tadi juga sudah disebutkan oleh beberap Kiai. Konsep Islam itu tidak ada dosa turunan, berbeda mungkin dengan agama lain,” ujar Agus Khudlori.
Misalnya dalam Al-An’am disebutkan, dan tidaklah seorang itu membuat dosa melainkan kembali kepada dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosanya orang lain.
Di zaman kakak-kakak saya jika mau jadi PNS masih ada litsus (penelitian phusus). Namun sekarang anak PKI bisa jadi anggota DPR, PNS, Polisi, namun TNI masih belum.
“Ibnu Katsir mengenai tafsir ayat tersebut kalau saya terjemahkan, ini merupakan pemberitahuan tentang keadaan di hari kiamat mengenai balasan, hukum, dan keadilan dari Allah SWT,” ungkap Agus
Seperti yang disebut dengan keadilan, jadi konsep orang lain tidak menanggung dosa orang lain merupakan keadilan Tuhan. Setiap orang akan dibalas sesuai amalan yang ia perbuat. Jika amalan tersebut baik, maka kebaikan yang akan dibalas dan sebaliknya.[]
(Rafi Fairuz)
Baca Juga:
- G30S PKI : Kronologi Tewasnya Jenderal Ahmad Yani
- Kisah 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S PKI
- Menjadi Pro dan Kontra, Film G30S PKI Fiksi Atau Fakta?
- Nenek Reza Rahadian Hilang Saat G30S/PKI, Ini Penjelasannya